Gubernur Baru Jakarta
Dipimpin 3 Gubernur Selama 5 Tahun, Apa Prestasi Jokowi, Ahok, dan Djarot untuk Pembangunan Jakarta?
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan, ada beberapa prestasi yang dilakukan.
Penyerapan anggaran pun lebih banyak dihabiskan untuk operasional kantor dan modal badan usaha milik daerah (BUMD).
"Berarti catatannya adalah SKPD (satuan kerja perangkat daerah) meskipun ada reformasi birokrasi, ternyata belum bekerja maksimal sehingga banyak sekali proyek-proyek yang masih tertunda, gagal lelang sehingga tidak terserap dengan baik," kata Nirwono.
Prestasi Ahok yang lainnya yakni melakukan normalisasi Sungai Ciliwung dengan merelokasi warga Kampung Pulo dan Bukit Duri, menata Kampung Akuarium di Pasar Ikan, dan menata Kawasan Kalijodo.
Ahok juga banyak merelokasi warga ke rumah susun.
Baca: Jelang Pelantikan Gubernur Baru, Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Kembali Berdatangan ke Balai Kota
Dalam sektor transportasi dan lalu lintas, Nirwono menyebut Ahok mengganti kebijakan 3 in 1 dengan ganjil-genap dan menerapkan pembatasan pelintasan sepeda motor.
"Terus tentu apresiasi diberikan untuk pembangunan RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak), meskipun kalau saya catat justru penambahan RTH (ruang terbuka hijau) tidak banyak secara signifikan. RTH-nya bisa dikatakan jalan di tempat," ucapnya.
Kebijakan Ahok lainnya yang juga menjadi prestasi yakni banyaknya perusahaan yang mau membantu pembangunan di Ibu Kota menggunakan dana corporate social responsibility (CSR).
Kepemimpinan di Jakarta juga tidak bisa terlepas dari sosok Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono yang pernah dua kali menjadi pelaksana tugas gubernur saat masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Ada terobosan seperti percepatan pembebasan lahan untuk proyek-proyek yang bermasalah seperti pembebasan lahan untuk MRT di Jakarta Selatan, kemudian juga perubahan desain dari moncong kereta api untuk MRT-nya, Pak Sumarsono yang cukup berjasa," kata Nirwono.
Era Djarot
Djarot menjadi penutup pemerintahan periode 2012-2017.
Nirwono menilai Djarot banyak menyelesaikan proyek-proyek terusan dari Ahok, seperti penyelesaian dan peresmian RPTRA, Simpang Susun Semanggi, dan Koridor 13 Transjakarta.
Nirwono juga mengapresiasi gagasan Djarot untuk membangun trotoar yang lebar di Jakarta dan perhatian terhadap fungsi trotoar dengan menggelar bulan tertib trotoar dan kampanye #TrotoarKita.
"Apapun itu tetap ada perhatian untuk pembangunan trotoar," ujar Nirwono.
Pembangunan Kota Jakarta selama lima tahun terakhir, lanjut Nirwono, tidak bisa lepas dari keempat sosok tersebut.
Kebijakan ketiga pemimpin itu menjadi satu kesatuan untuk membenahi Jakarta.
"Secara keseluruhan, saya cukup mengapresiasi, memberikan penilaian paling tidak 7 sampai 7,5 (dari 10)," kata Nirwono. (Kompas.com/Nursita Sari)