Kejeniusannya Membuat Stephen Hawking Justru Menjadi Ateis, Bagaimana dengan Einstein?

"Kita akan tahu pikiran Tuhan, artinya kita akan tahu apa yang Tuhan tahu. Itu kalau Tuhan ada, tapi Tuhan tidak ada. Saya ateis."

Dua astrofisikawan besar, Albert Einstein dan Stephen Hawking 

Dalam buku Stephen Hawking: My Brief History yang terbit tahun 2013, Hawking memberikan nasihat kepada orang dengan keterbatasan fisik secara khusus, dan juga manusia secara umum yang tak satu pun sempurna.

"Saya percaya orang dengan keterbatasan seharusnya berkonsentrasi melakukan yang tetap bisa dikerjakan dengan kursi roda dan tidak menyesali hal lain yang tidak bisa dilakukan," katanya.

Dengan kata lain, jangan menyesal karena memiliki kelemahan, tetapi fokus mengembangkan diri dengan apa yang dimiliki.

Yuri Milner (kiri) mengumumkan proyek terobosan pencarian mahluk luar angkasa
Yuri Milner (kiri) mengumumkan proyek terobosan pencarian mahluk luar angkasa "Breakthrought Listen" di Royal Society London. Yuri adalah penyandang dana misi tersebut. Di sebelahnya tampak kosmologis Stephen Hawking selaku kepala proyek, dan timnya seperti astrofisikawan Martin Rees, pelapor pencarian alien lewat SETI. (Breakthrough Initatives)

Hawking juga mengajari untuk pantang menyerah. Sesaat setelah peluncuran A Brief History of Time, Hawking mengatakan, "Jadilah orang yang selalu bertanya. Sesulit apa pun hidup, akan selalu ada sesuatu yang bisa kamu kerjakan dan mengantarkan pada keberhasilan. Penting bagimu untuk tidak menyerah."

Menderita ALS sejak usia 21 tahun dan sempat divonis hanya bisa bertahan selama 2 tahun, Hawking hidup dengan bayang-bayang kematian. Namun, ia ternyata tak takut kematian.

"Saya telah hidup dengan prospek mati lebih awal selama 49 tahun. Saya tidak takut kematian. Namun, saya juga tidak ingin mati dengan cepat. Ada banyak hal yang ingin saya lakukan dalam hidup saya," ujar dia.

Hawking tidak percaya hidup setelah mati. Ia mengatakan, "Kehidupan setelah mati hanya untuk orang yang takut kegelapan."

Hawking yang "berbeda" dengan manusia umumnya karena keterbatasannya juga mempunyai kutipan yang mengajak untuk tidak mendiskriminasi. "Kita semua berbeda. Tidak ada yang bisa disebut sebagai standar manusia. Namun, kita semua berbagi semangat kemanusiaan yang sama."

Hawking mengajak manusia untuk sadar tantangan masa depan. Hal itu diutarakan lewat tulisannya di The Guardian pada 1 Desember 2016 lalu.

"Kita sekarang memiliki teknologi untuk menghancurkan planet kita, tetapi belum mengembangkan teknologi untuk lari. Dalam ratusan tahun ke depan, kita mungkin bisa mengolonisasi area bintang lain, tetapi sekarang kita hanya punya satu planet, dan kita perlu bekerja sama untuk melindungi. Untuk melakukannya, kita perlu menghancurkan sekat-sekat, bukan malah menambah," ujarnya.

Selain kata-kata yang menginspirasi, Hawking juga kerap mengungkapkan pandangannya yang kontroversial, terutama tentang Tuhan.

Hawking mengatakan, "Saat orang bertanya apakah Tuhan menciptakan alam semesta, saya mengatakan bahwa pertanyaan itu tak masuk akal. Waktu tak eksis sebelum big bang, jadi tak ada waktu bagi Tuhan untuk menciptakan semesta."

Hawking juga pernah ditanya tentang cara rekonsiliasi sains dan agama, tetapi ia malah mengatakan, "Ada perbedaan mendasar antara agama yang berbasis kekuasaan dan sains yang berbasis observasi. Sains akan menang karena bisa bekerja."

Albert Einstein

Einstein lahir dan dibesarkan dalam lingkungan beragama Yahudi. Beberapa orang yakin ia masih memegang teguh agama tersebut.

Albert Einstein
Albert Einstein 
Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved