Edisi Cetak Tribun Kaltim

Apa yang Menyebabkan Anak-anak Muda Berani Rekam Adegan Amoral? Psikolog Beberkan Fakta Ini

Remaja akhirnya juga masuk dalam tahapan menuju dewasa, sehingga, itu (perekaman video) dianggap sebagai suatu kenangan bagi mereka berdua.

Ilustrasi - Rekam adegan amoral 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Anjas Pratama

News Analysis
Yulia Wahyu Ningrum, Psikolog Biro Mata Hati

SECARA umum, sensasi menjadi faktor mengapa anak‑anak muda membuat video hubungan layaknya suami istri yang mereka lakukan.

Mereka suka lakukan hal yang berbeda daripada kebiasaan.

Remaja akhirnya juga masuk dalam tahapan menuju dewasa, sehingga, itu (perekaman video) dianggap sebagai suatu kenangan bagi mereka berdua.

Ada satu ikatan yang mereka pikir akan terjadi, jika antara keduanya, melakukan perekaman video.

Bahasanya, kamu dan saya sudah terikat.

Baca: Beredar Tiga Versi, Polresta Samarinda Fokus pada Video amoral yang Ini

Baca: Muda-mudi Samarinda Rekam Video amoral, Ini yang Diungkapkan Istri Wawali

Baca: Usai Download Video Hanna Annisa, Pria Ini Langsung Tobat Nyatakan Berhenti Nonton Adegan amoral

Pasangan satu tak bisa pergi dari pasangan yang lain.

Mereka ingin merasakan memiliki komitmen, tetapi cara berpikirnya salah.

Bisa jadi pula, anak‑anak remaja ini sudah memiliki kebosanan akan foto selfie berdua yang biasa mereka lakukan, sehingga muncul keinginan lebih.

Pola pemahaman akan memperingati momen juga bisa muncul di kalangan anak muda.

Orangtua tak bisa sampaikan arti dari suatu momen penting untuk dirayakan.

Maknanya tak dapat.

Baca: Jeritan Terdengar di Penjuru Pabrik Mercon, Gadis Muda yang Terjebak Ini Berendam di Bak Air

Baca: Inilah Nama 31 Korban Luka Bakar akibat Pabrik Mercon Meledak

Baca: Diskon sampai 80 Persen, Pembeli Seru Lotus, Barang Dagangan sampai Porak-poranda!

Ketika anak remaja ini ingin memaknai momen bersejarah mereka, misalnya ultah, atau perpisahan sekolah, justru pemaknaan itu dilakukan secara salah.

Adanya kemirisan juga pada peran orangtua saat ini.

Dalam beberapa kasus yang saya tangani, banyak orangtua yang sudah menyerah akan bagaimana mendidik anaknya.

Banyak orangtua dan guru ngeluh, aduh, saya sudah tak sanggup lagi (didik anak).

Nah, kalau mereka sudah tak sanggup, anak ini mau dikemanakan?

Penggunaan ponsel misalnya, orangtua seringkali tak punya power akan anak mereka.

Ada orangtua yang bahkan tak tahu password ponsel milik anak‑anak mereka.

Ponsel kan kecil, tetapi dampaknya bisa besar dan bisa permalukan keluarga.

Soal adanya video yang tersebar ini, layaknya bom waktu.

Saya juga tak kaget akan adanya hubungan seks yang dilakukan pelajar, karena sudah banyak kasus yang terjadi.

Masyarakat baru melek, ketika sudah ada kejadian yang tersebar luas di masyarakat.

Padahal, anak itu diam, dan sopan, belum tentu mereka tak tahu apa‑apa akan seks. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved