Edisi Cetak Tribun Kaltim
Muda-mudi Samarinda Rekam Video Amoral, Ini yang Diungkapkan Istri Wawali
Berbagai kalangan masyarakat menyayangkan beredarnya video amoral yang dilakukan sepasang muda‑mudi di Kota Samarinda.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Berbagai kalangan masyarakat menyayangkan beredarnya video amoral yang dilakukan sepasang muda‑mudi di Kota Samarinda.
Keprihatinan juga datang dari istri Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail, Sri Lestari.
"Lebih menyedihkan karena pelakunya disebut‑sebut anak Samarinda," kata Sri, yang juga menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Samarinda ini.
Sri berharap kepolisian bergerak cepat mengusut tuntas kasus ini.
Baca: Beredar Tiga Versi, Polresta Samarinda Fokus pada Video yang Ini
Baik pelaku maupun penyebar konten berbau pornografi tersebut ke media sosial (medsos).
"Jujur, saya sangat sedih dan menyayangkan kasus ini. Semoga pihak kepolisian bisa bergerak cepat mengusut tuntas pelaku maupun yang sengaja menyebarkan video tidak senonoh ini . Pelaku bisa dijerat UU ITE serta aturan‑aturan lainnya dan menghukum penyebar video ini," ujar Sri.
Sri mengetahui kasus ini lantaran menjadi berita hangat di berbagai media.
Baca: Mengenaskan! Detik-detik Pabrik Mercon Meledak, Pintu Digembok dan Karyawan Terjebak
Sri juga berharap agar pihak‑pihak terkait bertindak cepat agar video adegan suami‑istri ini, tidak terus menyebar.
"Jangan sampai justru nanti ditonton anak bawah umur sehingga berpotensi merusak moral anak bangsa," katanya lagi.
Sri juga meminta semua sekolah di Kota Tepian bisa melakukan pembinaan intensif kepada siswa‑siswi agar menggunakan teknologi secara tepat dan tidak menyimpang.
Baca: Tukang Ojek Ini Antar Istri Kerja ke Pabrik Mercon, Ternyata Pilu yang Dirasakannya
Terutama, tidak menyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, SARA, sex bebas, pornografi, serta hal negatif lainnya.
"Intinya penguatan pendidikan karakter sebagaimana instruksi presiden. Tapi penguatan pendidikan karakter di keluarga juga sangat penting sehingga tidak sepenuhnya dibebankan ke pihak sekolah," tutur Sri. (*)