Bunuh Anaknya yang Disabilitas, Sang Ibu Hanya Dikenai Hukuman Percobaan, Alasannya Bikin Haru
"Tidak ada yang boleh mengambilnya, orangtua sekalipun," tutup hakim dalam persidangan tersebut.
Ketika ditanya, kenapa tidak meminta anggota keluarga lainnya untuk merawat anaknya, Huang hanya menjawab bahwa ia tak mau merepotkan orang lain.
"Akulah yang melahirkannya dan membuatnya menderita," ungkapnya.
"Aku lebih baik membunuhnya daripada meminta orang lain untuk merawatnya."
"Mengakhiri hidupnya yang menyakitkan lebih baik daripada membuatnya terus-terusan menderita," lanjutnya.
"Ia adalah anakku. Aku tak pernah benci atau menjauhinya. Aku tak pernah berpikir untuk menyerah untuknya, tapi dua tahun belakangan kesehatanku makin memburuk."
Anak Huang memang lahir secara prematur dengan penyakit mental dan fisikal yang membuatnya tak dapat berbicara, berjalan atau hidup secara mandiri.
Selama bertahun-tahun, ototnya menjadi kaku dan kondisinya semakin memburuk, dan hal itu membuat ibunya harus menghabiskan waktu untuk merawatnya setiap hari.
Saat teman-teman Huang menyarankan untuk membawa anaknya ke fasilitas kesejahteraan, Huang tetap bersikeras bahwa hanya dirinyalah yang mampu untuk merawat anaknya tersebut.
Ketika umurnya 47 tahun, ia memilih untuk pensiun sehingga ia bisa merawat anaknya tersebut lebih serius.
Di pengadilan, keluarga Huang membelanya, mereka menjelaskan setelah 46 tahun pengabdian tanpa pamrih, ia dituntut harus membuat keputusan yang sangat kejam yaitu mengakhiri nyawa anaknya sendiri.
Baca juga:
Maksimalkan Fungsi Cermin di Rumah, Ini Tipsnya
Ingin Terbebas Kesal dan Stres Saat Terjebat Macet? Intip Kiat-kiat Cespleng Ini
Baru Tertawa Eh Kemudian Menangis, Mengapa Mood Balita Gampang Berubah?
Ridwan Kamil Bakal Bentuk Boy Band, Netizen Samakan dengan Trio Ubur Ubur