Tak Cuma Maknyus Loh, Bondan Pernah Pusing Dituntut Rp2 Triliun Saat Bongkar Skandal Emas Busang

Bondan encoret skenario bunuh diri dari kemungkinan penyebab kematian de Guzman. Ia menyodorkan hipotesis lain: kematian de Guzman adalah palsu

Bondan Winarno 

“Sebagai rasa solidaritas sesama jurnalis,” kata Oryza menirukan ucapan Bondan.

"Buku itu saya terima dengan hati berbunga-bunga. Di halaman sampul bagian dalam terdapat tanda tangan Bondan dengan tulisan “Untuk Oryza”. Dan saya mulai membuka halaman pertama, bab pertama: sebuah petikan dari karya Mark Twain."

A mine is a hole in the ground owned by a liar. Sebuah tambang tak ubahnya sebuah lubang dalam tanah yang dipunyai seorang penipu. Kisah sang penipu. Itulah inti cerita Bondan.

Penemuan jenasah de Guzman memicu Bondan Winarno untuk mulai menulis buku tentang Bre-X. Penemuan jenasah di tengah hutan Kalimantan yang dikenal sangat lebat dalam waktu tak sampai sepekan itu terasa aneh.

“Kondisi tubuh yang dideskripsikan dalam berita itu juga tidak cocok dengan kondisi tubuh seseorang yang jatuh dari ketinggian 800 feet. Dari sepotong info ini, saya membuat satu kesimpulan berdasar professional skepticism bahwa semua cerita ini adalah palsu. Karena itu saya sangat berminat melakukan investigasi,” kata Bondan dalam sebuah emailnya kepada Oryza.

Bondan mengatakan bahwa investigasi itu adalah keisengan di tengah sepinya bisnis perusahaan tempat di mana ia menjadi presiden direktur. “Seingat saya, total waktu investigasi sekitar 4 minggu. Naskah sudah selesai saya tulis 8 minggu setelah mulai investigasi, dan dicetak dalam waktu 2 minggu,” kata Bondan lagi dalam email.

Selain membongkar bertumpuk dokumen dan referensi lain, Bondan juga berburu narasumber di Jakarta, Samarinda, Balikpapan, Busang, Manila, Toronto, Calgary. Ia harus dua kali ke Busang, sekali ke Manila, dan sekali ke Toronto dan Calgary di Canada. Ia menghubungi kurang lebih 30 narasumber.

Tidak semua narasumber bersedia memberi keterangan resmi kepadanya. Apalagi, ia hanya bekerja sebagai jurnalis independen waktu itu, tanpa media yang menaunginya.

Modalnya adalah sopan santun dan kerendahan hati dalam melakukan wawancara, sehingga banyak pihak yang bersedia bicara. Bahkan, dalam pengantar bukunya, Bondan mengaku bertemu dengan sejumlah “Deep Throats” di lingkungan Departemen Pertambangan dan Energi dan Bre-X.

Berdasarkan temuan-temuan di lapangan ini, Bondan pun mencoret skenario bunuh diri dari kemungkinan penyebab kematian de Guzman. Ia menyodorkan hipotesis lain: kematian de Guzman adalah palsu.

Di mata Bondan, pria berusia 41 tahun itu tidak memiliki profil seseorang yang berkeinginan melakukan bunuh diri. Ia justru menyebut de Guzman sebagai penikmat kehidupan. De Guzman menikahi sejumlah perempuan, di antaranya warga Indonesia dan dikenal royal dalam urusan harta.

Adik de Guzman, Jojo de Guzman, juga menyangsikan sang abang bunuh diri. “Dia tak punya alasan untuk bunuh diri. Dia punya keluarga yang menyenangkan dengan enam orang anak yang manis,” katanya.

Kematian de Guzman masih misteri. Namun, Bondan bersikukuh pada tesisnya soal kematian palsu.

“Kalau saya benar-benar menganggur dan tidak punya urusan lain, saya akan mencari Michael de Guzman. Saya punya beberapa lead menuju ke sana. Michael telah menyengsarakan begitu banyak orang (khususnya pensiunan) di Kanada karena memakai semua tabungan mereka untuk membeli saham Bre-X,” kata Bondan kpada Oryza.

Sayangnya, kendati sudah memiliki petunjuk tentang de Guzman, Bondan ternyata tidak berniat untuk membuat sekuel tentang skandal Busang. “Tidak. Tidak ada gunanya,” katanya kepada saya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved