Badai Cempaka
VIDEO - Brakkk. . . Detik-detik Jembatan Gantung Runtuh dan Luluh Lantak saat Hujan Deras
Pepohonan ini kemudian menyangkut ke jembatan. Brakkkk... Jembatan tak kuasa menahan lalu runtuh.
Baca: Fahira Idris Cs Ajukan Dana Hibah Rp 1,5 Miliar, Begini Nasib Proposalnya
Baca: Lagi, Sidang Tuntutan Abun Ditunda, Ini Alasannya
Baca: Siapkan Tim di Kejurnas, PSTI Kaltim Berhasrat Bangkit
Djoko mengatakan dengan angka tersebut, saat ini apa yang terjadi di DIY sudah termasuk ekstrem.
"(100 mm)Itu harian. Saat ini untuk harian memang tergolong ekstrem," katanya kepada Tribunjogja.com, Selasa (28/11/2017).
Lantas apakah saat ini sudah memasuki puncak musim hujan?
Djoko mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah dampak cuaca harian akibat adanya badai Cempaka di perairan selatan Yogyakarta.
Sementara untuk puncak musim hujan orientasinya bukan harian namun bulanan.
Baca: Pasca Gempa Tremor, Gunung Agung Lontarkan Material Batu Panas
Baca: Inilah 3 Kantin Sehat Sekolah, Penyedap Rasa di Jajanan Anak juga Diawasi
Baca: Sempat Ribut dan Viral di Medsos, Akhirnya Gubernur dan Wagub Kaltara Berdamai
"Secara normalnya CH (curah hujan) bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari. CH hujan dipuncaknya bisa mencapai 400 hingga 600 mm per bulan," katanya.
BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang berlaku mulai 28 November 2017 hingga 30 November 2017.
Badai Cempaka yang ada di perairan Selatan Jawa, bergerak ke arah timur dan mengakibatkan belokan angin dan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di atas DIY.
Sementara aliran masa udara basah dari barat menyebabkan kondisi udara di sekitar Jawa dan DIY menjadi sangat tidak stabil.