Darurat Difteri

Mengenal Difteri, Penyakit Kuno yang Kini Berstatus KLB di Indonesia, Waspadalah!

Ia juga disebut sebagai penyakit masa lalu sejak difteri diperkenalkan pada tahun 1920-an dan 1930-an.

Editor: Syaiful Syafar
Ilustrasi - Penyakit Difteri 

Bakteri ini dapat hidup di beberapa orang tanpa menunjukkan gejala.

Oleh karena itu, ia dinamakan tipe Typhoid Mary, yakni kondisi di mana seseorang tidak sadar sudah memiliki bibit bakteri tersebut.

Baca: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Begini Bentuk Asli Kabah tanpa Kain Penutup Kiswah

Seperti flu, difteri menyebar lewat udara, terlebih saat ada orang yang sedang batuk atau bersin.

Jika pada anak-anak, mereka dapat terjangkit karena mainannya yang telah terkontaminasi.

Gejalanya meliputi sakit tenggorokan, demam rendah, dan kurang nafsu makan.

Tanda-tanda ini diikuti timbulnya lapisan keabu-abuan pada hidung atau tenggorokan, dan pembengkakan tenggorokan yang disebut bullneck.

Pola penyebaran difteri

Bakteri pertama-tama akan menempel pada lapisan sistem pernafasan dan menghasilkan racun yang akan membunuh jaringan sehat.

Hal ini dilakukan dengan cara mencegah sel menciptakan protein.

Setelah beberapa hari, bakteri ini dapat membunuh begitu banyak sel sehingga jaringan yang mati tadi membentuk lapisan keabu-abuan di hidung dan tenggorokan.

Akibatnya, seseorang yang terinfeksi difteri akan sulit bernafas dan menelan.

Baca: Ada Rasa Pisang hingga Cokelat, Amankah Kondom Tersebut untuk Kesehatan?

Jika racun masuk ke aliran darah, maka difteri dapat ditransfer menuju organ vital seperti jantung dan ginjal.

Pada akhirnya, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan saraf, kelumpuhan, dan gagal napas.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved