Darurat Difteri
Mengenal Difteri, Penyakit Kuno yang Kini Berstatus KLB di Indonesia, Waspadalah!
Ia juga disebut sebagai penyakit masa lalu sejak difteri diperkenalkan pada tahun 1920-an dan 1930-an.
Sementara itu, yang tidak mendapat mengobatan, peluang meninggalnya satu dari dua pasien.
Mengapa difteri masih menjadi wabah di beberapa negara?
Salah satu alasan dan faktor utama infeksi dapat muncul kembali adalah karena vaksinasi yang dilakukan saat masih bayi atau balita di bawah 80 persen.
Penolakan vaksin masih ada.
Banyaknya orangtua yang tidak mengindahkan vaksin, atau menyepelekan pentingnya vaksin lengkap untuk bayi, dapat meningkatkan penyakit-penyakit menular ini muncul dan menyerang.
Selain vaksin, faktor kekurangan gizi dan buruknya perawatan medis juga dapat memicu munculnya penyakit ini.
Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin jika penyakit yang telah hilang ini sewaktu-waktu dapat muncul kembali.
Baca: Narkoba Asal Samarinda Beredar di Marangkayu, Polisi Tangkap Karyawan Tambang
Di Indonesia sendiri, penyakit ini disebut sudah hilang pada tahun 1990-an.
Nyatanya, difteri muncul lagi dan mewabah.
Sejak Januari hingga November 2017 sudah ada 593 kasus laporan difteri dan 32 kematian di 20 provinsi Indonesia.
Hal ini meningkat sekitar 42 persen dari tahun 2016 di mana ada 415 kasus dengan 24 kematian.

Mulai hari ini (11/12/2017), Kemenkes akan melakukan imunisasi ulang atau Outbreak Response Immunization (ORI) di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Ketiga provinsi itu dipilih sebagai tempat pertama ORI karena jumlah prevalensi yang tinggi dan jumlah kepadatan masyarakat.
''Saat ini pengulangan akan dilakukan kepada anak-anak yang berusia 1 sampai 18 tahun,'' ucap Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, dalam siaran rilis berita Kemenkes, Minggu (10/12/2017). (KOMPAS.com/Gloria Setyvani Putri)