Darurat Difteri

Mengenal Difteri, Penyakit Kuno yang Kini Berstatus KLB di Indonesia, Waspadalah!

Ia juga disebut sebagai penyakit masa lalu sejak difteri diperkenalkan pada tahun 1920-an dan 1930-an.

Editor: Syaiful Syafar
Ilustrasi - Penyakit Difteri 

Menariknya, ada dua lapisan infeksi yang terjadi di sini.

Di balik bakteri yang menginfeksi manusia, ada virus yang menginfeksi bakteri tersebut sehingga menciptakan toksin.

Mengatasi difteri

Vaksin difteri yang sudah dibuat sejak tahun 1920-an membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali toksin.

Dewasa ini, orang mendapatkan vaksin difteri dalam vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus).

Di Indonesia sendiri vaksin ini diberikan sebanyak lima kali, yaitu saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4 sampai 6 tahun. 

Bila vaksin yang diterima sudah lengkap, seseorang dapat terhindar dari penyakit tersebut.

Selain itu, juga disarankan melakukan vaksinasi untuk orang dewasa setiap 10 tahun sekali, meskipun beberapa penelitian mengatakan bahwa tambahan setiap 30 tahun sekali sudah dirasa cukup.

Baca: Beli Durian Seharga Rp 15 Ribu, Setelah Dibuka Isi di Dalamnya Bikin Sakit tapi Tak Berdarah

Nah, bagaimana jika Anda sudah terlanjur difteri?

Satu-satunya jalan yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi antitoksin dan antibiotik untuk menyingkirkan infeksi.

Antitoksin akan menjaga tubuh dari bahaya lebih lanjut yang disebarkan racun, sedangkan antibiotik akan membunuh bakteri dalam 14 hari.

Tanpa pengobatan, difteri dapat menjadi masalah serius yang menyebabkan kematian.

Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS, meski seseorang dengan difteri telah mendapatkan pengobatan, dia masih berpeluang meninggal.

Rasionya yakni satu dari 10 orang untuk dewasa dan satu dari lima untuk anak balita.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved