AM Fatwa Meninggal Dunia

Penyakit Ganas Inilah yang Diderita AM Fatwa hingga Tutup Usia, Kenali Bahayanya!

Nana menuturkan, ada kemungkinan akan dilakukan penghormatan terakhir terhadap almarhum.

Editor: Syaiful Syafar
Kolase/TribunStyle.com
AM Fatwa 

TRIBUNKALTIM.CO - Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi DKI Jakarta, Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa meninggal pada usia ke-78, Kamis (14/12/2017).

Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939, menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang melawan kanker hati.

Staf pemberitaan DPD, Nana, menuturkan, informasi tersebut disampaikan dokter yang menangani AM Fatwa di Rumah Sakit MMC, Jakarta.

"Iya, kanker hati," kata Nana saat dihubungi, Kamis (14/12/2017), dikutip dari KOMPAS.com.

AM Fatwa tutup usia sekitar pukul 06.17 WIB.

Jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Condet Pejaten, Kompleks Bappenas, Pejaten Barat, Pasar Minggu.

Nana menuturkan, ada kemungkinan akan dilakukan penghormatan terakhir terhadap almarhum. Namun, hal itu masih menunggu persetujuan dari pihak keluarga.

"Yang pasti dari rumah sakit ke Pejaten dulu. Kalau sudah ketahuan jamnya atau keluarga enggak mau, mau tidak mau langsung dimakamkan," katanya.

Sementara itu, menurut putri AM Fatwa, Dian Islamiaty Fatwa, almarhum Fatwa akan dikebumikan di Pemakaman Kalibata. 

Upacara penghormatan terakhir Senator DKI Jakarta, AM Fatwa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Upacara penghormatan terakhir Senator DKI Jakarta, AM Fatwa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/12/2017). (KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

Baca: Geger Pengakuan Hanna Annisa: Video Mesum Dibuat 2 Tahun Lalu Bersama Mantan Pacar

Profil AM Fatwa, Sumber: Litbang Kompas

Nama : A. M. Fatwa
Tempat, Tanggal Lahir : Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939
Agama : Islam
Jabatan : Anggota DPD RI (2014-2019)

PERJALANAN KARIER :
Pekerjaan :
- Dosen Agama Islam Universitas Prof.Dr. Mustopo (Beragama), Jakarta (1964 -1965)
- Kepala Sub Direktorat Pembinaan Masyarakat Direktorat Politik Pemda DKI Jakarta Staf Khusus Agama dan Politik Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1970 - 1977)
- Staf Khusus Menteri Agama (Tarmizi Taher) (1996 - 1998)
Legislatif :
- DPR dari Reformasi (1999 - 2004)
Keterlibatan dalam Organisasi :
- Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Reformasi
- DPR dari PAN (Partai Amanat Nasional) (2004 - 2009)
Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota Komisi I dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)
- Anggota Komisi II dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional)
- DPD dari (2009 - 2014)
- DPD dari (2014 - 2019)

KEGIATAN LAIN :
- Penggagas/Pendiri dan Deklarator Partai Amanat Nasional (PAN) 
- Anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Bone dan Sumbawa (1954) 
- Pimpinan Regu Pandu Islam Indonesia (1954 - 1959) 
- Anggota/Dewan Penasihat Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) dari tingkat Komisariat, Cabang dan Pengurus Besar (1957) 
- Anggota Badan Kerjasama Pemuda Militer (1958 - 1961) 
- Anggota Front Nasional Pembebasan Irian Barat, Sumbawa (1958 - 1959) 
- Anggota / Wakil Ketua Lembaga Hikmah Pimpinan Pusat (1959) 
- Tim Ahli Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dari Ranting, Cabang/Daerah dan Pimpinan Pusat (Lembaga Hikmah) (1959) 
- Anggota Komisariat, Cabang dan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) (1960) 
- Anggota Dewan Penasihat KAHMI (1960) 
- Anggota Mahasiswa Ikatan Dinas ALRI (1960 - 1963) 
- Anggota Front Pemuda Pusat (1961 - 1962) 
- Anggota Badan Kerjasama Ulama Militer (BKSPM) (1961 - 1962) 
- Ketua Komisariat ALRI Jakarta (1961 - 1962) 
- Ketua Senat Corps Pelajar Calon Perwira ALRI se-Indonesia (1962 - 1963) 
- Sekretaris Organisasi Pemuda Islam Seluruh Indonesia (1962 - 1963) 
- Sekretaris Perserikatan Organisasi-organisasi Pemuda Islam Seluruh Indonesia (Porpisi), Organisasi Konfederasi Tingkat Pusat (1963 - 1964) 
- Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin/Dakwah dan Anggota Dewan Mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1963 - 1964) 
- Anggota Front Nasional Pusat (1963 - 1964) 
- Penandatangan Deklarasi Berdirinya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar, Mewakili Unsur Pemuda-Pelajar (1964) 
- Pengurus Yayasan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) Badan Koordinator Jawa Timur (1967 - 1969) 
- Imam Tentara ALRI (1967 - 1970) 
- Ketua Umum Lembaga Pembinaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-5, Jakarta (1972) 
- Sekretaris Korps Dakwah Islam DKI (1973) 
- Pendiri dan Ketua Umum LP MTQ DKI Jakarta (1973) 
- Pendiri dan Ketua Badan Pembina Yayasan Putra Fatahillah, yang bergerak di Bidang Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Guru Taman Kanak-kanak (1973) 
- Badan Koordinator PTDI Jakarta (1973 - 1977) 
- Sekretaris I dan Anggota Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta (1975 - 1979) 
- Sekretaris Badan Pembina Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (Basis) DKI Jakarta (1976) 
- Ketua Umum Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta (1976 - 1979) 
- Sekretaris Group Diskusi Haji (1976 - 1979) 
- Sekretaris Umum Badan Amal Muslimin, Organisasi Konfederasi Ormas-ormas Islam Tingkat Pusat (1976 - 1977) 
- Ketua Lembaga Kebijakan Islam Samanhudi (1977 - 1978) 
- Pendiri dan Badan Pembina Yayasan Pondok Karya Pembangunan (1977) 
- Penggagas dan Konseptor Dasar Pengorganisasian dan Pelembagaan MTQ secara Nasional menjadi LPTQ Nasional (1977) 
- Sekretaris dan Penandatangan Kelompok Kerja (Pokja) Petisi 50 (1980 - 1984) 
- Ketua II Korps Mubaligh Indonesia (1983 - 1984) 
- Penasihat Orsat dan Dewan Penasihat Pimpinan Pusat ICMI Orwil DKI Jakarta (1993) 
- Pendiri Yayasan P3SDM (Pusat Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia) (1994) 
- Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah DKI Jakarta (1997 - 1999) 
- Ketua DPP PAN (1998 - 2000) 
- Anggota Kaukus 11 November (2000) 
- Ketua DPP PAN (2000 - 2005) 
- Sekretaris Badan Amil Zakat Nasinal (Baznas) (2001) 
- Dewan Penasihat Ikatan Alumni IAIN/UIN (Ikaluin) Syarif Hidayatullah, Jakarta (2002) 
- Penasihat DPP Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) (2002) 
- Badan Pembina Yayasan Asrama dan Pendidikan Islam (YAPI) Al-Azhar Rawamangun (2002) 
- Wakil Ketua MPP DPP PAN (2005) 
- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Forum Komunikasi Alumni ESQ (2006) 
- Penasihat Ikatan Keluarga Sospol/Kesbang DKI Jakarta (2006) 
- Pendiri dan Ketua The Fatwa Center (tFC) (2008) 

PUBLIKASI :
- Buku : Dulu Demi Revolusi, Kini Demi Pembangunan: Eksepsi di Pengadilan. Penerbit : YLBHI, Jakarta (1985) 
- Buku : Demi Sebuah Rezim, Demokrasi dan Keyakinan Beragama Diadili (Ringkasan Pembelaan di Pengadilan), Penerbit : Cetakan Pertama: Gramedia, Jakarta (1986) 
- Buku : Saya Menghayati dan Mengamalkan Pancasila Justru Saya Seorang Muslim: Skripsi Pembebasan dari Penjara. Penerbit : Bina Ilmu, Surabaya (1994) 
- Buku : Islam dan Negara. Penerbit : Bina Ilmu, Surabaya (1995) 
- Buku : Menggugat dari Bilik Penjara: Surat-Surat Politik AM Fatwa. Penerbit : Cetakan Kedua: Teraju (Mizan), Bandung (1995) 
- Buku : Dari Mimbar Ke Penjara. Penerbit : Mirzan, Bandung (1999) 
- Satu Islam Multipartai. Penerbit : Mirzan, Bandung (1999) 
- Buku : Menggugat dari Bilik Penjara: Surat-Surat Politik AM Fatwa. Penerbit : Cetakan Pertama: Prima Netcom Inaya, Bandung (1999) 
- Buku : Demi Sebuah Rezim, Demokrasi dan Keyakinan Beragama Diadili (Ringkasan Pembelaan di Pengadilan), Penerbit : Cetakan Kedua : Gramedia, Jakarta (2000) 
- Buku : Demokrasi Teistis: Merangkai Integrasi Agama dan Politik. Penerbit : Gramedia, Jakarta (2001) 
- Buku : Otonomi Daerah dan Demokratisasi Bangsa. Penerbit : Yarsif Watampone, Jakarta (2003) 
- Buku : PAN Mengangkat Harkat dan Martabat Manusia. Penerbit : Intrans, Jakarta (2003) 
- Buku : Kampanye Partai Politik di Kampus. Penerbit : Gramedia, Jakarta (2003) 
- Buku : Dari Cipinang Ke Senayan: Catatan Gerakan Reformasi dan Aktivitas Legislaif hingga ST MPR 2002. Penerbit : Intrans, Jakarta (2003) 
- Buku : Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi: Jejak Langkah Parlemen Indonesia 1999-2004. Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta (2004) 
- Buku : Problem Kemiskinan, Zakat Sebagai Solusi Alternatif. Bersama : Djamal Doa dan Aries Mufti. Penerbit : Teraju (Mizan), Jakarta (2004) 
- Buku : Catatan dari Senayan: Memori Akhir Tugas di Legislatif 1999-2004. Penerbit : Intrans, Jakarta (2004) 
- Buku : Menggugat Dari Penjara, surat-surat Politik AM Fatwa (2004) 
- Buku : PAN Menyongsing Era Baru: Kehausan Reorientasi. Penerbit : Republika, Jakarta (2005) 
- Buku : Pengendalian HAM Ad Hoc Tanjung Priok: Pengungkapan Kebenaran Untuk Rekonsiliasi Nasional. Penerbit : Dharmapena, Jakarta (2005) 
- Buku : Menghadirkan Moderatisme Melawan Terorisme. Penerbit : Cetakan Pertama: Blantika, Jakarta (2006) 
- Buku : Menghadirkan Moderatisme Melawan Terorisme. Penerbit : Cetakan Kedua: Blantika, Jakarta (2007) 
- Buku : Khutbah-Khutbah Politik A.M. Fatwa di Masa Orde Baru. Penerbit : Suara Muhammadiyah, Yogyakarta (2007) 
- Buku : Satu Dasawarsa Reformasi: Harapan dan Kenyataan. Penerbit : the Fatwa Center, Jakarta (2008) 

PENGHARGAAN :
- Well Performed Men and Women of the Year 2003 Award dari Indonesia Lestari Foundation (2003) 
- Piagam Adat Keratuan Paksi Pak Skala Brak (Kerajaan Tua di Lampung) dengan Gelar Tumenggung Alip Jaya (2003) 
- Lencana Kehorrmatan Radyolaksono dan Nama Notohadinagoro dari Pakubuwono XII (2003) 
- Gelar Kanjeng Pangeran (KP) dari Surakarta Hadiningrat (2003) 
- Penulis Pledoi Terpanjang di Pengadilan (1118 Halaman) dari Museum Rekor Indonesia (MURI) (2004) 
- Legislator Paling Produktif Menulis Buku dari MURI (2004) 

Mengenal Penyakit Kanker Hati

Indonesia kehilangan putra terbaiknya, AM Fatwa.

Anggota DPD RI itu meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker hati.

Apa sih penyakit kanker hati itu?

Bagaimana pula penyakit mematikan itu bisa menggerogoti manusia?

Berikut ulasannya seperti dilansir Alodokter.com:

Penyebab dan bagaimana terjadinya perubahan pada sel-sel dalam kanker hati masih belum bisa dipastikan.

Walau demikian, risiko kanker hati sepertinya meningkat seiring dengan kerusakan pada organ hati, seperti penyakit sirosis.

Tetapi, tidak semua kasus sirosis akan berujung pada kanker hati.

Dilansir Alodokter.com, kanker hati berkaitan erat dengan sirosis, dimana terjadi pembentukan jaringan parut pada organ hati.

Pada keadaan sirosis, jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut sehingga hati menjadi mengeras.

Akibat sirosis, fungsi hati mulai menurun.

Perlu diingat bahwa tidak semua penderita sirosis akan mengalami kanker hati.

Di negara yang masih berkembang seperti Indonesia, sirosis umumnya disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B dan C.

Selain itu sirosis juga bisa disebabkan oleh penyakit perlemakan hati non alkoholik, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan penyakit autoimun.

Infeksi virus hepatitis B

Hepatitis B adalah virus yang menyebar melalui darah yang terkontaminasi.

Selain itu virus ini juga menyebar lewat cairan tubuh lain seperti air liur, air mani, dan cairan vagina.

Sebagian pengidap hepatitis B menderita gejala yang sama dengan yang diidap penderita kanker hati dan berisiko mengalami luka parut yang meluas pada organ hati.

Luka parut adalah jaringan hati yang terbentuk ketika jaringan yang normal dan lunak menjalani proses luka.

Faktor etnis diduga berpengaruh pada potensi risiko pengidap infeksi hepatitis B berkembang menjadi kanker hati.

Orang Asia yang terinfeksi hepatitis B memiliki risiko lebih tinggi di atas rata-rata terkena kanker hati, terlepas dari entah mereka juga menderita sirosis hati atau tidak.

Lain halnya dengan penderita hepatitis B beretnis lain, risiko mereka untuk terkena kanker hati hanya naik jika mereka juga menderita sirosis atau penyakit hati yang lain seperti hepatitis C. 

Kombinasi merokok dan mengidap hepatitis B membuat risiko terkena kanker hati menjadi lebih tinggi.

Infeksi hepatitis C

Dalam jangka panjang, pengidap hepatitis C dapat mengalami peradangan dan  kerusakan pada hati.

Jika Anda adalah pengidap hepatitis C, jauhkan diri Anda dari rokok.

Pengidap hepatitis C yang merokok lebih berisiko terkena kanker hati di kemudian hari.

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat hepatitis C tertinggi di Asia Tenggara.

Salah satu metode penyebaran hepatitis C di Indonesia adalah penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi.

Penyakit perlemakan hati non alkoholik

Penyebab pasti penyakit perlemakan hati non alkoholik (non-alcoholic fatty liver disease) masih belum bisa dijelaskan dengan pasti. Namun penyakit ini kerap diasosiasikan dengan obesitas dan diabetes tipe 2.

Perlemakan hati non-alkoholik merupakan kondisi yang umum dan tidak menyebabkan gejala yang jelas pada kebanyakan penderitanya.

Lemak yang menumpuk dalam jaringan hati menyebabkan terjadinya penyakit ini.

Namun pada beberapa orang, penumpukan lemak dalam kadar tinggi dapat menyebabkan peradangan hati.

Lama-kelamaan peradangan ini akan menimbulkan jaringan parut pada hati.

Akibat buruk minuman keras

Lain dari organ tubuh lainnya, hati merupakan suatu organ dengan ketahanan yang kuat. Hal ini disebabkan karena sel-sel hati mampu beregenerasi setelah mengalami cedera.

Setiap kali Anda mengonsumsi minuman keras, organ yang kuat dan lunak ini akan menyaring zat berbahaya dalam alkohol dari darah Anda.

Penyaringan ini membuat beberapa sel hati akan mati.

Sel hati memang mampu beregenerasi membuat sel baru. Namun betapa kuatnya pun organ ini, konsumsi minuman keras yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat merusak hati secara permanen.

Jika Anda terus menerus mengonsumsi minuman keras berlebihan selama bertahun-tahun, hati Anda akan kehilangan kemampuan untuk beregenerasi.

Faktor dari Risiko Lain

Kanker hati juga dipicu oleh beberapa faktor lain berikut ini:

Hepatitis autoimun

Kondisi genetik yang jarang terjadi ini  muncul saat sistem imun atau ketahanan alami tubuh yang biasanya melawan infeksi justru menyerang sel-sel hati yang sehat. Risiko pengidap hepatitis autoimun terhadap kanker hati lebih kecil dibandingkan penderita sirosis atau gangguan hati lain.

Sirosis bilier primer

Penyebab dasar sirosis bilier primer masih belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini menyerang saluran empedu, yaitu jaringan pipa yang berfungsi mengalirkan empedu ke sistem pencernaan. Kerusakan saluran empedu kemudian menimbulkan penumpukan empedu di dalam hati. Penumpukan ini merusak organ tersebut dan menyebabkan sirosis. Sekitar 5% pengidap sirosis saluran empedu stadium lanjut diperkirakan akan menderita kanker hati di masa yang akan datang.

Hemokromatosis

Sekitar sepuluh persen pengidap sirosis akibat hemokromatosis menderita kanker hati. Hemokromatosis adalah kondisi genetis saat tubuh menyimpan terlalu banyak zat besi yang diserap dari makanan. Zat besi yang menumpuk akhirnya mencapai kadar yang meracuni dan merusak organ hati. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved