Sodikin Tewas dengan 8 Luka Tembakan, Diduga Kena Senjata Api Rakitan Miliknya
Warga Kampung Purnasari Jaya, Kecamatan Talisayan dikejutkan dengan penemuan mayat yang diketahui bernama Sodikin (30).
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Warga Kampung Purnasari Jaya, Kecamatan Talisayan dikejutkan dengan penemuan mayat yang diketahui bernama Sodikin (30).
Pasalnya, Sodikin ditemukan tewas dengan luka tembakan senjata api.
Informasi ini dibenarkan oleh Kapolsek Talisayan, Iptu Faisal Hamid.
Polisi mendapat laporan ini setelah kakak ipar korban bernama Aliyas melapor ke mapolsek.
Laporan ini ditindaklanjuti oleh unit Reskrim bersama anggota Polsek Talisayan beserta warga mendatangi TKP dan menemukan mayat dengan luka tembak di bagian perut sebelah kanan.
Korban ditemukan dengan 8 luka tembak berdekatan dan di bagian punggung tertembus proyektil.
Baca: Bikin Sarang Walet di Lamaru, Lantai 2 Ambruk, Sang Mandor Tewas Seketika!
Baca: Bikin Sarang Walet di Lamaru, Lantai 2 Ambruk, Sang Mandor Tewas Seketika!
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementar sejumlah saksi diperoleh keterangan bahwa saat kejadian, korban bersama dua rekannya bernama Irfandadi dan Misnadi mengajak berburu di hutan.
“Saat itu korban membawa senjata api rakitan jenis penabur, kemudian kedua saksi ikut dengan mengendarai sepeda motor berbeda. Kemudian mereka berburu di RT 005 Kampung. Purna Sari Jaya dan masuk kebun kebun jagung milik warga mengarah ke hutan,” kata Faisal.
Saat di dalam hutan, mereka bertemu pemilik pondok kebun jagung, milik pasangan suami-istri Lamudin dan Masehura yang juga menjadi saksi dalam kasus ini.
“Pemilik pondok Sodikin tidak saling kenal sebelumnya,” ungkapnya.
Baca: Ditanya Anak Kecil, Bek Termahal AC Milan Ini Keringetan
Baca: Tak Cuma Bikin Wajah Mulus, Lidah Buaya juga Bisa Turunkan Berat Badan, Ini Caranya
Baca: Dinilai tak Tepati Janji Kampanye, Spanduk OK OCE Dimodalin Punya Bisnis Beredar di Medsos
Mereka menitipkan sepeda motor kepada pemilik pondok, kemudian berjalan kaki mengarah ke hutan untuk berburu.
Mereka baru kembali ke pondok karena hujan deras. Kedua rekan korban masuk ke dalam pondok karena ditawari suguhan kopi oleh pemilik pondok.
Sementara korban berada di bawah kolong rumah dengan senjata api rakitan masih tetap di bawa korban.
Sekitar pukul 15.00 wita pemilik pondok dan dua saksi memanggil korban mengajak minum kopi di dalam pondok, namun korban menolak.
“Kemudian terdengar suara ledakan di bawah kolong, dan korban berteriak minta tolong. Kemudian para saksi melihat korban sudah terluka tembak di perut kanan, dengan posisi tengkurap di samping pondok, tidak jauh dari tempat korban tergeletak satu pucuk senjata api rakitan,” ujarnya.
Baca: Sering Bawa Pekerjaan Kantor ke Rumah Justru Bikin Karyawan tak Produktif
Baca: Ratu Elizabeth Siapkan Kado Natal untuk 1.500 Stafnya, Ini Wujud Hadiahnya
Untuk sementara, berdasarkan keterangan para saksi, korban tewas diduga karena tertembak senjata api rakitannya sendiri.
“Tapi ini masih dalam proses penyidikan,” imbuhnya.
Faisal mengakui, hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang memiliki senjata api rakitan.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk segera menyerahkan senjata api ke kantor polisi terdekat.
Pasalnya, kepemilikan senjata api secara illegal sangat berbahaya.
Polres Berau, sejak tahun 2016 lalu telah menyosialisasikan bahaya senjata api rakitan dan meminta warga untuk menyerahkan secara sukarela. (*)