Bekerja tak Kenal Waktu tanpa Bayaran, Ini Kisah Pilu Relawan di Kota Samarinda

Kehadiran anggota relawan di tengah-tengah masyarakat Kota Samarinda, dalam setiap peristiwa, musibah maupun bencana, sangat dibutuhkan warga

TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Sejumlah relawan mencari remaja yang tenggelam di kawasan Sungai jalan Senyiur Kelurahan Lok Bahu Sungai Kunjang beberapa waktu lalu. 

Kendati demikian, yang melatar belakangi dirinya bergabung dengan sebuah LSM relawan, karena dia menilai kejadian, musibah yang memerlukan kewaspadaan, termasuk kejahatan, cukup tinggi terjadi di Samarinda.

Baca: Kejam! Di Indonesia Masih Marak Praktik Topeng Monyet Seperti Ini

Baca: Salut, Masih dengan Baju Pengantin, Mempelai Pria dan Tamu Undangan Ikut Padamkan Api

Baca: Orasi di Aksi Bela Palestina, Fadli Zon Minta Jokowi Jangan Hanya Mengimbau & Prihatin Saja

"Memang di Samarinda cukup sering terjadi peristiwa, musibah, seperti kebakaran, tanah longsor, orang tenggelam, hingga kecelakaan lalu lintas.

Makanya, perlu saya bergabung dengan sebuah LSM, sebagai pengamanan diri juga saat bertugas, dan ada wadah yang jelas," urainya.

Lanjut dia menjelaskan, kendati harus bekerja untuk menghidupi tiga anak dan keluarganya.

Baca: Mengenang Kematian Soe Hok Gie 48 Tahun Silam, Aktivis Muda, Penyair Muda yang Mati Muda

Baca: Inilah 7 Butir Petisi Aksi Bela Palestina yang akan Diserahkan ke Kedubes AS

Baca: ‎Plt Ketua DPD Partai Golkar Kaltim: Belum Ada Pergantian Pengurus

Namun, selama ini dirinya tetap bisa mengatur waktu untuk pekerjaan, dan juga tugas kemanusiaan sebagai relawan.

Dirinya menilai, tugas sebagai relawan tidak menghambat aktivitas pekerjaanya.

EVAKUASI JASAD-Tim SAR gabungan dibantu relawan mengevakuasi jasad remaja  yang tenggelam di kawasan Sungai jalan Senyiur Kelurahan Lok Bahu Sungai Kunjang beberapa waktu lalu.
EVAKUASI JASAD-Tim SAR gabungan dibantu relawan mengevakuasi jasad remaja  yang tenggelam di kawasan Sungai jalan Senyiur Kelurahan Lok Bahu Sungai Kunjang beberapa waktu lalu. (TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

"Tidak menagganggu pekerjaan, asal pintar pintar saja mengatur waktu dan kesempatan.

Namun, kalau memang tidak bisa ke lokasi kejadian, paling tidak kita memberikan informasi ke pihak terkait maupun anggota relawan lainya, yang jelas radio (Handie Talkie) ON terus," tuturnya.

Tak hanya itu, dirinya juga menceritakan tentang dukanya menjadi seorang relawan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved