Edisi Cetak Tribun Kaltim
Bejat! Seorang Ayah Tega Gauli Anak Kandungnya hingga Hamil
Lagi-lagi masyarakat Bontang dikejutkan dengan kabar kasus asusila anak di bawah umur yang pelakukan orang terdekatnya.
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Udin Dohang
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Lagi-lagi masyarakat Bontang dikejutkan dengan kabar kasus asusila anak di bawah umur yang pelakukan orang terdekatnya.
Belum lama ada berita pencabulan terhadap santri di salah satu pondok pesantren, kemarin dilaporkan seorang pria yang tega menggauli anak kandungnya hingga hamil tiga bulan.
Entah setan apa yang bersemayam di benak Ramli (47).
Pria yang memiliki tiga anak ini tega menggauli putri sulungnya yang masih berumur 13 tahun hingga hamil 3 bulan.
Aksi bejat pelaku dilakukan sejak sang putri kandungnya memasuki usia 11 tahun di rumahnya, bilangan Kelurahan Bontang Lestari, Bontang Selatan.
Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono melalui Kasat Reskrim Iptu Rihard Nixon menjelaskan kasus tersebut terungkap berkat laporan warga kepada Bhabinkamtibmas yang tinggal di Bontang Lestari, Selasa (19/12/2017).
Saat itu juga, tim Buru Sergap (Buser) Satreskrim Polres Bontang menuju lokasi kejadian dan mengamankan pelaku yang kebetulan berada di rumah.
"Pelaku sudah kita jemput langsung di rumahnya, dan langsung ditahan untuk kepentingan penyidikan," ujar Iptu Rihard, Kamis (21/12/2017).
Baca: Bebas, Ketua dan Sekretaris Komura yang Didakwa Pungli di TPK Palaran!
Baca: Saksikan Partai Bergengsi Akhir Pekan Ini, Arsenal Jamu Liverpool!
Baca: Tancap Gas! Dybala Gelontorkan 8 Gol di 4 Laga Pertama Liga Italia
Baca: Berbahayakah Wanita Buang Air Kecil Sebelum Berhubungan Seks?
Dikemukakan, hasil pemeriksaan sementara terhadap pelaku, korban dan sejumlah saksi, aksi bejat tersangka mencabuli anak sulungnya sudah berlangsung 2 tahun lebih.
Saking lamanya, korban sampai lupa berapa kali diperalat ayah kandungnya.
"Yang jelas kejadian sudah berkali-kali, korban sudah tidak ingat berapa kali," ujarnya.
Meski demikian, korban masih ingat persis saat pertama kali diperawani oleh sang ayah, sekitar 3 tahun silam.
Dari pengakuan korban, aksi pemerkosaan pertama kali dilakukan sang ayah saat keluarganya masih tinggal di Berau tahun 2015.
Kala itu, korban bersama kedua orangtuanya tidur dalam satu kamar.
Jelang tengah malam, tiba-tiba sang ayah datang memegangi keras-keras kedua tangannya seraya berbisik ingin mengetes keperawanan sang anak.
"Saya tidur pak. Tiba-tiba, Bapak sudah di atas badanku dan memegangi tanganku keras-keras," ujar korban kepada wartawan.
Baca: 128 Negara Menentang AS dalam Voting di Majelis Umum PBB, Bagaimana Selanjutnya?
Baca: Ariel Tatum Dibilang Cantik tapi Tua, Foto Ini Gara-garanya. . .
Baca: Band Irlandia Kodaline Bikin Video Musik di Pasar Glodok Jakarta, Lihat Ekspresi Warga Bikin Ngakak
Dalam kondisi ketakutan, bocah mungil ini menangis menahan sakit, saat melayani aksi bejat sang ayah.
Ramli yang sudah dikuasai nafsu setan, tak menggubris isak tangis anaknya. Sementara sang ibu, yang terbaring tidak jauh ranjang putrinya sudah tertidur pulas.
Sepekan pasca kejadian tersebut Ramli kembali melampiaskan birahinya, kepada sang anak, saat rumah dalam kondisi kosong.
Kejadian ini terus berulang hingga Ramli dan keluarganya pindah dan menetap di Bontang Lestari.
"Lupa sudah beberapa kali, sudah sering pak. Kadang di rumah biasa juga di rumah kosong," beber korban.
Sejak pindah dari Berau ke Bontang, korban yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD), tidak lagi melanjutkan pendidikan.
Sementara, ibu korban yang juga tengah hamil 8 bulan hanya termenung memandangi putri sulungnya yang sudah berbadan dua.
Ia tak menyangka, kepala keluarga yang sejatinya jadi pengayom keluarga justru tega menodai buah hatinya sendiri.
"Saya sudah firasat, karena anak saya tiba-tiba suka pake daster, padahal biasanya pake jeans ketat," tandasnya.
Mengurung Diri
Aksi bejat M Ramli mencabuli putri sulungnya yang baru berumur 13 tahun menyisakan trauma mendalam bagi sang anak.
Kini, Bunga -- bukan nama sebenarnya, malu berinteraksi dengan lingkungannya.
Ia pun lebih tertutup kepada orang asing dan hemat bicara.
Hal ini diungkapkan Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat (Dinsos P2M) Bontang Yayuk, usai menemui korban di kediamannya, Rabu (20/12/2017).
Menurut Yayuk, kejadian ini membuat Bunga lebih banyak diam.
Bahkan, dirinya menghidari bertemu dengan orang lain, walaupun di rumah sendiri. Pengakuan korban, kondisi hamil usia 3 bulan membuat Bunga enggan berinteraksi dengan lingkungannya.
Dinson mengupayakan pendampingan secara psikis bagi Bunga.
Pasalnya, di usia yang sangat belia korban dikhawatirkan tidak sanggup menanggung beban mental dan bisa menganggu perkembangan janinnya.
Ia mengatakan, hasil dari pemeriksaaan sementara, bayi di dalam kandungan Bunga dalam kondisi normal.
"Sudah kami cek up kesehatan ibu dan bayinya, Alhamdulillah dalam kondisi normal," katanya.
Setelah pemeriksaan kesehatan, pihaknya menjadwalkan akan melakukan pemeriksaan psikis sang korban.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi psikologi korban, sebagai bahan untuk melakukan pendampingan.
"Kami siapkan tenaga pendamping untuk memantau perkembangan kesehatan, fisik, psikis dan mental korban. Termasuk membuatkan kartu BPJS agar lebih mudah dalam penangangan medis," tuturnya. (*)