Megaproyek Kilang Dibangun di Bontang, Bakal Ada Lowongan 20 Ribu Tenaga Kerja

Kabar gembira. Tidak lama lagi, segera hadir megaproyek pembangunan kilang refinery (Grass Root Refinery) di Kota Bontang.

Editor: Sumarsono
TRIBUN KALTIM / UDIN DOHANG
(Dari Kanan) Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Ardhy N Mokobombang, ?Walikota Neni dan Ketua TP4D Kejagung, Happy Hadiastuti, menyampaikan rencana pembangunan kilang minyak Bontang, di Pendopo Walikota, Kamis (1/2) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kabar gembira. Tidak lama lagi, segera hadir megaproyek pembangunan kilang refinery (Grass Root Refinery) di Kota Bontang.

Proyek senilai kurang lebih Rp 130 triliun ini diproyeksi bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu orang. Lama pengerjaan selama 4-5 tahun ke depan, dimulai 2020.

Demikian dikemukakan Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ardhy N Mokobombang saat pertemuan terkait rencana proyek pembangunan kilang Bontang di Pendopo Rujab Walikota, Kamis (2/2) kemarin.

Baca: Titiek Soeharto Unggah Foto Ini Bersama Prabowo, Netizen Ramai-ramai Berharap Bakal Rujuk

Ardhy menuturkan, Pertamina menggandeng Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) untuk memberikan pelatihan bagi tenaga kerja nantinya. Sehingga para tenaga konstruksi memiliki kemampuan dan bersertifikasi.

"Kami akan advokasi dengan Kemenaker, seperti proyek pembangunan kilang di daerah lainya. Agar mereka memiliki skill dan sertifikat untuk kerja di pengerjaan konstruksi nantinya," kata Ardhy didampingi Senior Vice President PE, PT Pertaminan Ignasius Tanulembang, Direktur I Jamintel Kejagung Happy Hadiastuti, jajaran manajemen PT Badak NGL dan pejabat eselon II di lingkungan Pemkot Bontang.

Walikota Bontang Neni Moerniaeni mengaku akan total mendukung pembangunan kilang Bontang. Wujud komitmen tersebut, Pemkot bersama DPRD telah menyiapkan dua payung hukum untuk kepentingan proyek Kilang Bontang.

Baca: Pemkot Samarinda akan Tambah Fasilitas Rawat Inap di Puskesmas Terluar

Dua Perda tersebut, Perda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Perda Induk Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Untuk Perda RTRW saat ini masih menunggu keputusan dari Kementerian terkait untuk disahkan.

"Sekarang tinggal menunggu hasil revisi dari Kementerian terkait atas Perda yang telah dibahas Pemkot dan DPRD beberapa waktu lalu," katanya.

Sementara, kesiapan lahan lokasi proyek kilang Bontang saat ini sudah 82 persen memiliki sertifikat. Selebihnya, masih menunggu pengesahan Perda RTRW Kota Bontang.

Megaproyek pembangunan pengolahan kilang minyak baru (Grass Root Refinery) di Bontang ditargetkan mulai berjalan 2020. Saat ini PT Pertamina (Persero) sedang menyiapkan Framework Agreement (FA) dengan perusahaan konsorsium asal Oman dan Jepang yang akan mendanai pembangunan kilang Bontang senilai Rp 130 triliun.

"Kami sampaikan bahwa Kesultanan Oman memberikan support pembiayaan proyek kilang Bontang, sedangkan untuk operator nantinya dari Jepang," ujar Ardhy Mokobombang, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina di hadapan pejabat Pemkot Bontang.

Baca: Ini Pekerjaan Arsinah, Nenek dari Bocah Yatim Piatu yang Butuh Biaya untuk Perawatan di Rumah Sakit

Ia menjelaskan, secara lisan kesepakatan FA dengan konsorsium asal Oman, yakni Overseas Oil and Gas LLC (OOG) dan perusahaan trading asal Jepang Cosmo Oil International Pte Ltd (COI), sudah diputuskan. Dijadwalkan seminggu ke depan akan dilakukan penandatanganan FA. Seluruh biaya pembangunan dibebankan kepada pihak konsorsium.

Dengan demikian saham mayoritas akan dikuasi oleh konsorsium. Pertamina mendapat kuota 10 persen dari saham tersebut. "Walau pun saham PT Pertamina hanya 10 persen, kita tetap memiliki otoritas untuk mengontrol bisnis dari kilang ini," katanya.

Ardhy menuturkan, marketing di dalam negeri nantinya akan dikuasakan sepenuhnya oleh Pertamina. Sedangkan marketing luar nantinya dikuasakan ke COI. Untuk bahan baku nantinya akan dipasok dari negara-negara di Timur Tengah.

Baca: Pembangunan Kilang Bontang Dimulai 2020, Pertamina Gandeng Konsorsium Asal Oman dan Jepang

"COI juga nantinya akan mengurusi marketing, crude akan dipasok dari middle east sana. Kemudian diolah di Kilang Bontang lalu dipasarkan untuk kebutuhan di dalam dan luar negeri," papar Ardhy. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved