Beri Kartu Kuning ke Jokowi, Ketua BEM UI Punya Hubungan dengan Jonru?

Bahkan Dede Budhyarto melalui akun resminya @kangdede78 membeberkan fakta mengejutkan.

Ketua BEM UI Zaadit Taqwa 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, Zaadit Taqwa, mendadak terkenal.

Aksinya membunyikan sempritan dan mengacungkan 'kartu kuning' usai Presiden RI Joko Widodo pidato di Kampus UI menjadi sorotan.

Lalu bagaimana reaksi Presiden Jokowi?

Presiden Joko Widodo ingin agar pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) ikut melihat dan menyaksikan kondisi yang ada di Kabupaten Asmat, Papua.

Baca: Putri Almarhum Uje Tercyduk Jalan Bareng Bintang Timnas Indonesia, Udah Jadian?

"Mungkin nanti ya, mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI ya," kata Presiden Joko Widodo setelah menghadiri Haul Majemuk Masyayikh di Pondok Pesantren Salafiyah Safi`iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (3/2/2018), seperti dikutip Antara.

Hal ini disampaikan menanggapi aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang mengacungkan kartu kuning ke Jokowi.

Aksi itu terjadi pada Jumat (2/2/2018) lalu, saat Jokowi menghadiri Does Natalis UI di Kampus UI, Depok.

Kolase foto Presiden dan Zaadit Tqwa
Kolase foto Presiden dan Zaadit Tqwa ()

Kartu kuning itu diberikan sebagai peringatan kepada Presiden Jokowi atas berbagai permasalahan yang terjadi di dalam negeri, termasuk soal masalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua. Namun Jokowi menilai, sebaiknya BEM UI melihat langsung kondisi di Asmat.

"Biar lihat dapat bagaimana medan yang ada di sana kemudian problem-problem besar yang kita hadapi di daerah-daerah terutama Papua," kata Presiden.

Baca: Diserang Warganet Soal Video Syur Mirip Dirinya, Begini Jawaban Cerdas Marion Jola

Adapun mengenai tindakan mahasiswa UI itu, Presiden pun tidak mempermasalahkannya.

"Ya yang namanya aktivis muda ya namanya mahasiswa dinamika seperti itu biasalah, saya kira ada yang mengingatkan itu bagus sekali," ungkap Presiden.

Meski demikian, pada Jumat kemarin, Jokowi sama sekali tidak menggubris aksi mengangkat kartu kuning dan meniup peluit yang dilakukan oleh Zaadit. Mahasiswa Fakultas MIPA itu akhirnya diamankan ke luar ruangan oleh pasukan pengamanan presiden.

Zaadit mengatakan, ada tiga tuntutan BEM UI kepada Presiden Joko Widodo. Pertama, isu gizi buruk di Asmat.

Berdasarkan data Kemenkes, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.

BEM UI mempertanyakan kenapa gizi buruk masih terus terjadi meski Papua memiliki dana otonomi khusus yang besar. Pada 2017, dana otsus untuk Papua mencapai Rp 11,67 triliun, yaitu Rp 8,2 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp 3,47 triliun untuk Provinsi Papua Barat.

"Kondisi gizi buruk tersebut tidak sebanding dengan dana otonomi khusus yang pemerintah alokasikan untuk Papua," kata Zaadit.

BEM UI juga menyoroti langkah pemerintah mengusulkan asisten Operasi Kapolri Irjen Mochamad Iriawan sebagai Plt Gubernur Jabar dan Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin sebagai Plt Gubernur Sumut. Langkah ini dinilai memunculkan dwifungsi Polri/TNI.

Lalu pada isu terakhir, BEM UI juga menyoroti adanya draft peraturan baru organisasi mahasiswa (ormawa). Aturan baru itu dinilai mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.

Terungkap Ternyata Ketua BEM UI Pengikut Jonru

Setelah kasus ini mencuat,  Zaadit Taqwa mendadak terkenal.

Namun jejak digitalnya mulai terungkap. Ternyata Zaadit salah satu mahasiswa yang getol mempromosikan salah satu partai peserta Pemilu 2014.

Bahkan Dede Budhyarto melalui akun resminya @kangdede78 membeberkan fakta mengejutkan.

Ternyata Zaadit salah satu pengikut Jonru, salah satu figur yang dipersonifikasi sebagai pegiat medsos Anti-Jokowi.

Diketahi, Penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya meningkatkan status tersangka terhadap Jonru F Ginting dalam kasus dugaan ujaran kebencian.

Pada Senin (08/01/2018), Jonru didakwa menyebarkan kebencian melalui Facebook.

Reaksi pun berdatangan.

 
@Widyarenee: Jiaaahh... kuliah tinggi2 ke UI cuma jadi umat napi Jonru ??!

@jcowi2t : Padhal si @zaaditt ini ,Lebih cerdas dr Jonru tp napa ngikuti jejak jonru .

Ferry‏ @Ferry53305381: Disitu keahlian si Jonru ngedoktrin orang2.kebetulan ini bocah labil

Widiarta Wirawan‏ @WidiartaWirawan: waspada orang2 pintar masuk angin

SAYA INDONESIA‏ @LandorundunK: Kampus idola generasi penerus koq dibiarkan dikotori manusia berpikiran iblis ..pantas negara tetangga sdh gk ada lagi yg dtg menuntut ilmu di jakrta krna kampus sdh dipimpin otak tulalet

M u l a n‏ @mulanbilqis: Owalah.. ternyata umatnya jonru toh?

Bellosofiono‏ @bellosofiono: Ealah pantesan, ketularan itu mbah

Sindiran Menohok Denny Siregar: Ahli Pertanian Jadi Tukang Bekam

Pegiat medsos Denny Siregar juga bereaksi mengetahui Ketua BEM UI ini salah satu follower Jonru, lawan politiknya.

Denny Siregar dan Jonru Ginting
Denny Siregar dan Jonru Ginting (IST/ kolase tribun-timur.com)

Denny menulis sindiran menohoknya lewat akunnya dennysiregar.com. Berikut tulisannya:

Adek-adek mahasiswa tersayang,

Apakah adek-adek mahasiswa tahu, bahwa pada tahun 2015, seorang Effendy Simbolon pernah berkata, “Kalau seorang Jokowi bisa membubarkan Petral, saya akan botak..”.

Dan pada tahun yang sama juga, Jokowi membubarkan Petral yang sudah beroperasi puluhan tahun -yang disebut Faisal Basri dilindungi langit ketujuh- sehingga semua transaksi migas langsung ditangani Pertamina.

Apakah adek-adek mahasiswa tahu itu?

Coba tanya senior kalian dulu, betapa kenaikan harga BBM seribu saja dulu bisa memicu antrian di pom bensin begitu panjang di seluruh Indonesia dan menaikkan harga-harga barang?

Adek-adek mahasiswa tahu itu?

Dan siapa yang bisa menyelesaikan semua masalah itu tanpa bertele-tele dan tegas terhadap bisnis yang diperkirakan meraup uang negara 250 triliun per tahun? Jokowi bukan? Pernahkan kalian memberi kartu hijau buat beliau untuk itu?

Dan adik-adik mahasiswa tahu, jika isi laut kita dirampok dan negara rugi ribuan triliun rupiah selama puluhan tahun?

Siapa yang bisa menyelamatkan situasi itu dengan menenggelamkan ratusan kapal asing yag selama ini menikmati kekayaan laut kita? Jokowi, bukan? Apakah dia mendapat kartu hijau sebagai tanda penghormatan dari kalian?

Adik-adik mahasiswa tahu, selama puluhan tahun kita merdeka masih banyak wilayah di Papua sana gelap gulita dan tidak ada akses jalan menuju kesana.

Menurut adek-adek, siapa yang kemudian berjibaku mengucurkan dana ratusan triliun rupiah dan mengerahkan TNI AD untuk membangun ribuan kilometer jalan disana di medan yang berat dan penuh kontak senjata? Jokowi, kah?

Kapan ya kita memberi dia kartu hijau untuk itu?

Adek-adek mahasiswa mungkin sudah terlalu nyaman kuliah di kota, dengan semua fasilitas yang ada sehingga tampak gemuk dan lembek tubuhnya.

Tambun dan sulit bergerak dari tempat duduknya sehingga tidak tahu bahwa Jokowi dalam setahun mengunjungi ratusan tempat di seluruh Indonesia guna memastikan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih ada.

Pernahkah adek-adek memberinya kartu hijau untuk itu sekedar menghormati apa yang dia kerjakan untuk bangsa Indonesia?

Kalau Jokowi mau, adek-adek, ngapain dia bubarkan Petral? Kan dia bisa minta 10 persen setiap tahun untuk menumpuk kekayaan keluarganya?

Ngapain juga Jokowi capek-capek bangun Papua, toh lebih enak bangun Jawa dimana banyak media yang meliput disana untuk pencitraan dirinya?

Atau ngapain sih ledakin kapal asing perompak ikan kita, jika dia bisa minta komisi sebagai kepala negara yang tidak akan mengusiknya?

Sulit ya memberinya kartu hijau? Karena adek-adek hanya memandangnya sebelah mata dengan kedengkian luar biasa tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi diluar sana..

Mahasiswa itu bukan hanya harus pintar dalam pelajaran, adek-adek, tapi juga harus luaskan wawasan.. Jadi mulailah membaca, jangan hanya sibuk protes saja. Apalagi pake share status Jonru yang jelas-jelas fitnahnya..

Adek-adek mahasiswa yang suka nyemprit dan kasih kartu kuning, jadilah mahasiswa berprestasi Internasional jika ingin terkenal. Sensasi itu murahan adek-adek, seperti beberapa anggota DPR itu yang sibuk berkata tapi minim bekerja.

Sekali-kali minum kopilah sama abang sini, biar abang cerahkan. Jadikan dirimu sebagai ahli di jurusanmu, itulah yang terpenting. Jangan seperti beberapa kakak yang dulu kuliah di jurusan pertanian tapi malah tersesat jadi ahli bekam..

Setuju, adek-adek mahasiswa? Angkat kopinya. Seruputtt...eh tolong dikurangi micinnya ya. Tidak baik untuk kesehatan jiwa..(tribun-timur.com/Mansur AM)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved