Dari Sisi Psikologis, Pemuda Makan Sendok di Samarinda Masih Bisa Diobati

mengingat usia Jahrani sudah 26 tahun, kebiasaan aneh ini juga perlu ditelisik lebih jauh.

Penulis: Doan E Pardede | Editor: Januar Alamijaya
tribunkaltim.co/rahmad taufik
Hasil MRI Jahranie di RSUD AW Sjahranie tahun 2016 lalu 

"Jika saat ini orangtua mengkerangkeng dengan tujuan agar pasien tidak makan logam lagi, sebenarnya bisa saja dilakukan. Namun tentu atas pertimbangan kemanusiaan sangat perlu untuk diperiksa, baik secara medis dan psikologis agar dapat tertangani secara tuntas," ujarnya.

Dan perlu diketahui juga kata dia, jika ternyata yang bersangkutan memang mengalami gangguan kejiwaan, maka kerangkeng malah akan semakin memperparah gangguan yang ada.

"Jadi saran saya, lebih baik segera diperiksa kejiwaannya," katanya.

Belajar dari kasus ini, dia sangat menyayangkan hal ini masih bisa terus terulang. Padahal, kata dia, kasus seperti sebenarnya bisa diobati. Apalagi saat ini, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan untuk menangani hal tersebut sudah cukup memadai di Kota Samarinda.

"Bisa sekali (diobati). Apalagi sebenarnya psikiater dan psikolog di Kaltim khususnya Samarinda ini sudah cukup memadai. Saya prihatin kejadian ini sudah berulang, 2016 pernah, 2018 ini diulangi lagi. Jadi mungkin keluarga pada waktu pertama kali pasien memakan logam, tidak melakukan upaya pencegahan atau pun memeriksakan lebih lanjut. Sehingga ini berulang lagi," sesalnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved