Déjà Vu, Benarkah Ini adalah Pengalaman Masa Lalu? Simak Penjelasan Ilmiahnya

Déjà Vu yang dalam bahasa Perancis artinya sudah terlihat merupakan perasaan luar biasa dan aneh.

Ilustrasi Deja Vu 

TRIBUNKALTIM.CO -- Sebagian besar kita pernah mengalami yang namanya déjà vu.

Perasaan aneh yang tiba-tiba dialami dan merasa ini bukan kejadian pertama kali.

Déjà Vu yang dalam bahasa Perancis artinya sudah terlihat merupakan perasaan luar biasa dan aneh.

Tak jarang, kita berandai-andai dan berpikir keras untuk dapat menjawab kapan kejadian tersebut sebenarnya pernah kita alami.

Terkait déjà vu, penelitian baru yang dilakukan oleh psikolog asal Colorado, Amerika Serikat, bernama Anne Cleary menyebut bahwa ini hanya perasaan saja.

Baca: Dukung Kutai Pesisir Pisah dari Kukar, Muara Jawa Cocok Jadi Ibu Kota

Tidak kurang tidak lebih, hanya perasaan.

Kini, mari kita tak usah lagi berpikir bahwa déjà vu adalah sesuatu yang berkaitan dengan kejadian supranatural dari masa lalu atau berandai-andai kejadian yang sama pernah dialami dalam mimpi.

Tak usah juga berpikir bahwa déjà vu memiliki hubungan dengan ingatan yang sama seperti kata yang gagal diucapkan padahal sudah sampai di ujung lidah.

Dalam laporan yang diterbitkan di Psychological Science, Kamis (1/3/2018), Cleary mengatakan orang yang mengalami déjà vu tidak mungkin bisa menggambarkan sesuatu secara akurat dan rinci apa yang akan terjadi setelah pengalaman déjà vu terjadi.

Baca: Ironis. . . Kaya Sumber Daya Alam Tapi Warga Kutai Pesisir Paling Banyak Terima Raskin

Cleary pun membantah penelitian sebelumnya yang mengatakan déjà vu berhubungan dengan kenangan.

Ia justru mengatakan bahwa keakraban terhadap sesuatu merupakan pemicu utama terjadinya déjà vu.

Sebut saja seperti tata letak jalan, tata ruang, atau wajah sangat mungkin terlihat mirip dengan tata letak jalan, tata ruang, atau wajah yang berbeda.

Hal ini bisa muncul tanpa ingatan khusus yang segera muncul dalam pikiran kita.

"Kita tidak dapat mengingat kejadian sebelumnya secara sadar, tapi otak kita mengenali adanya kesamaan atau kemiripan. Hal ini adalah sesuatu yang meresahkan tapi kita juga tidak bisa mengetahui kapan atau mengapa itu terjadi," ujar Cleary dilansir Science Alert, Selasa (6/3/2018).

Baca: 5 Hal yang Bikin Olahraga Keras Kamu Sia-sia, Hindari!

"Hipotesis saya déjà vu adalah manifesta keakraban tertentu. Anda memiliki keakraban dalam sebuah situasi di mana Anda tidak merasa pernah mengalaminya," sambungnya. 

Menurut Cleary dalam catatan anekdot atau anecdotal record, déjà vu sering disertai dengan perasaan kuat untuk bisa memprediksi masa depan.

Akhirnya ia melakukan penelitian pada 298 responden.

Ia dan timnya membangun sebuah lingkungan yang layout spasialnya sama namun barangnya berbeda dalam permainan The Sims.

Lewat tes sederhana ini, Cleary dan timnya menemukan bahwa duplikasi ini telah mendorong perasaan déjà vu pada tiap peserta.

Baca: Inilah Penampilan Suku Dayak Benuaq, dari Kalung Jimat Sampai Keanggunan Puan

Selain itu, peserta juga diberi tugas untuk menonton video yang menunjukkan serangkaian adegan seorang perempuan mengucapkan sesuatu seperti tempat barang rongsokan atau akuarium.

Mereka kemudian diminta melakukan serangkaian tes video yang agak berbeda tapi setengahnya ditata persis sama seperti video penelitian.

Saat mereka bingung, peserta mulai ditanya apa mengalami déjà vu dan apa bisa memprediksi kejadian berikutnya.

Sekitar separuh dari peserta mengatakan mereka mengalami déjà vu.

Dari sini Clearly dan timnya mengatakan bahwa déjà vu pada dasarnya hanya perasaan. (Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta: Déjà Vu adalah Pengalaman yang Terjadi di Masa Lalu"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved