Jonan Resmikan PLTU Tanjung Bara dan Excess Power KPC, Janji Bantu Penuhi Kebutuhan Listrik Kutim
Proyek dengan kapasitas 3 x 18 MW ini dibangun sejak Oktober 2011 dengan nilai investasi sebesar USD 150 juta.
Laporan Wartawan TribunKaltim.co, Margaret Sarita
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan PLTU Tanjung Bara berkapasitas 3 X 18 MW dan penyaluran excess power dari PT KPC ke PLN, sekaligus Pabrik Pakan Ternak KPC yang merupakan salah satu program CSR KPC, Kamis (8/3/2018).
Peresmian Excess Power PLTU Tanjung Bara sebagai upaya Pemerintah mendorong penyediaan tenaga listrik yang lebih merata agar dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas dengan harga yang terjangkau.
Proyek dengan kapasitas 3 x 18 MW ini dibangun sejak Oktober 2011 dengan nilai investasi sebesar USD 150 juta.
Kehadiran excess power ini melengkapi kapasitas PLTU Tanjung Bara sebelumnya 2 X 5 MW sehingga kapasitas PLTU Tanjung Bara menjadi 64 MW.
"Dari total kapasitas tersebut, 30 MW digunakan untuk kebutuhan listrik di lingkungan PT. KPC (captive power) dan 34 MW sisanya merupakan excess power dimana 18 MW diantaranya telah berkontrak atau diperjualbelikan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN)," kata GM External Affairs and Sustainable Development PT KPC, Wawan Setiawan.
Keberadaan excess power ini, kata Wawan memberikan multiplayer effect terhadap masyarakat di area sekitar PLTU Tanjung Bara, salah satunya adalah mampu melistriki masyarakat Kota Sangata sebanyak 25.578 Kepala Keluarga.
Sementara itu, Menteri Jonan berharap PT KPC dapat mengembangkan kapasitas pembangkitnya untuk menambah pasokan listrik Kutai Timur pada khususnya dan Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya yang sejalan dengan pengembangan jaringan distribusi interkoneksi kalimantan 150 KV yang dibangun oleh PLN.
"Salah satu upaya yang ditempuh adalah mengembangkan jaringan kabel distribusi listrik untuk menjangkau wilayah operasi remote yang masih menggunakan genset berbahan bakar solar di sekitar pertambangan batubara," kata Jonan.
KPC, kata Jonan, sudah mengajukan PLTU mulut tambang. Bila sepertiga kapasitas diberikan pada masyarakat, tentu menjadi hal yang baik dan akan didukung.
Baca juga:
Australia-Timor Leste Sepakat Berbagi Migas di Celah Timor, Lokasi Pemprosesan Masih Tanda Tanya
Mau Lihat F16 dan Sukhoi di Balikpapan? Catat Waktu dan Lokasinya
PBB Pastikan Tak Gabung Koalisi Pendukung Jokowi, Begini Postingan Yusril
"Peresmian pembangkit listrik 3 X 18 MW, biasanya saya tidak datang. Kecil sekali. Tapi, karena ada efek buat masyarakat banyak. Dijual ke PLN dan bisa dinikmati masyarakat, saya datang," ungkap Jonan.
Mendengar rasio elektrifikasi di Kutim yang baru 62 persen, Menteri Jonan meminta Wabup Kasmidi Bulang untuk terus berjuang.
"Listrik komunal untuk masyarakat terpencil, terluar, dan pedalaman kami dukung. Upaya pemerintah daerah usulkan ke kementerian (ESDM) tentu akan saya dukung. Dengan harapan rasio bisa 100 persen secepat-cepatnya," ujar Jonan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Jonan juga melakukan penyerahan beberapa program pemberdayaan masyarakat yang sedang dilaksanakan oleh KPC pada komponen masyarakat penerima manfaat.
Meliputi pelaksanaan proyek infrastruktur di Kecamatan Bengalon, pengadaan produksi pertanian dan irigasi, pengadaan bibit sawit, pengadaan komputer dan beberapa program pemberdayaan masyarakat lainnya.
"Pabrik pakan ternak skala kecil di Peternakan Sapi Terpadu (PESAT) memiliki kapasitas produksi 2 ton per hari, sebagai salah satu bentuk CSR. Ini baru CSR. Sungguh-sungguh beri CSR-nya," kata Jonan.
Penerima manfaat dari keberadaan PESAT pada sisi hulu yaitu 10 kelompok tani, dua jasa fasilitator edukasi, dua BUMDes, dan dua lembaga penyedia sapi bakalan serta empat orang tenaga kerja lokal pada tahap proses produksi.
Sedangkan penerima manfaat di sisi hilir yaitu 5 kelompok ternak unggas, 10 kelompok ternak sapi, jasa pemasaran, dan dua lembaga jasa catering
Wakil Bupati Kasmidi Bulang yang mewakili Pemkab Kutai Timur mengatakan kebutuhan listrik di Kutai Timur sedikit demi sedikit sudah mulai terpenuhi.
Baru-baru ini, juga diresmikan listrik komunal di Pulau Miang dan ke depan akan terus menjangkau desa-desa terluar agar masyarakat dapat menikmati listrik selama 24 jam.
"Upaya pembangunan bidang kelistrikan akan terus kami lakukan. Dengan harapan nantinya seluruh desa di Kutim, bisa menikmati listrik 24 jam," ujar Kasmidi.
Untuk listrik pasokan dari PT KPC, menurut Kasmidi akan disalurkan untuk kecamatan Rantau Pulung dan Sangatta Utara. Termasuk beberapa instansi pelayanan publik yang sampai saat ini masih menggunakan genset sendiri. Seperti PDAM, Rumah Sakit Umum Kudungga, dan kawasan pemerintahan Bukit Pelangi. (*)