Edisi Cetak Tribun Kaltim

Bau Menyengat, Warga Mual dan Sesak Napas, Gakkum KLHK Menduga Ada Kebocoran Pipa Pengiriman Minyak

Tadi pagi ada anak-anak yang sampai muntah karena tak tahan baunya. Sudah diperiksa di puskesmas dan hanya karena tidak tahan mencium bau minyak.

Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co
Tribun Kaltim, edisi Senin 2 April 2018 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Nalendro Priambodo dan Samir Paturusi

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ratusan warga di 8 RT di Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), masih merasakan bau menyengat dari sisa tumpahan minyak khususnya yang berada di pesisir pantai.

Bahkan sejumlah warga masih mual-mual dan muntah sehingga terpaksa harus diperiksa di Puskesmas Penajam, Minggu (1/4/2018).

Ketua RT 09 Penajam, Lilis mengatakan, sejak sore kemarin warga sudah merasakan mual-mual dan sulit untuk bernafas.

Hal ini disebabkan karena tumpahan minyak mulai memasuki perkampungan warga di wilayah pesisir Penajam. Bahkan warga tidak berani membuka jendela dan menyalakan kipas angin.

Bahkan tadi pagi, warganya masih merasakan mual dan sesak nafas meski tak separah sebelumnya.

Baca: VIDEO - Sejumlah Korban Bus Sekolah Terbalik Dibawa ke RSUD, Begini Kondisinya

Baca: Kenapa Ban di MotoGP Selalu Ditutupi Sebelum Dipakai? Ternyata Ini Fungsinya

"Tadi pagi ada anak-anak yang sampai muntah karena tak tahan baunya. Sudah diperiksa di puskesmas dan hanya karena tidak tahan mencium bau minyak," ujarnya.

Hal senada juga diutarakan Ketua RT 10, Arfiah. Ia mengatakan sejumlah warganya sejak kemarin sore mengeluhkan sesak di bagian dada karena mencium bau minyak yang tumbah.

"Tadi pagi juga masih ada warga yang mual-mual karena baunya kan masih ada. Bahkan warga tidak berani keluar rumah," ucapnya.

Ia menambahkan, selain merasakan bau tidak sedap warga sampai sekarang juga masih khawatir untuk memasak menggunakan kompor, karena khawatir terjadi kebakaran.

Namun demikian, masih ada warga yang belum mendapatkan bantuan nasi bungkus.

Baca: Klasemen Sementara Liga 1, Ini Nasib Dua Tim Kaltim, Mitra Kukar dan Borneo FC

Baca: Hasil Identifikasi Pesut yang Ditemukan Mati, Ada Luka dan Kulitnya Mengelupas, Ini Lengkapnya

Sementara itu, Kasubdit Peralatan dan Logistik BPBD PPU, Nurlaila mengatakan, sampai sekarang jumnlah warga yang terdampak terhadap tumpahan minyak mencapai 1.271 jiwa yang berasal dari 8 RT di Kelurahan Penajam.

Ia mengatakan, untuk menghilangkan sisa-sisa tumpahan minyak, PT Pertamina juga akan menurunkan petugas untuk melakukan pembersihan.

Korban insiden kebakaran di Perairan Teluk Balikpapan bertambah.

Usai tim SAR gabungan menemukan 2 jasad, Imam (42) dan Wahyu Gusti (27), menyusul 2 nama warga lagi jadi korban.

Ya, nama Suyono (55) dan Sutoyo (43) yang tak lain merupakan rekan 2 korban yang ditemukan tewas terlebih dahulu.

Baca: Sebelumnya Nikah Siri, Baby Margaretha Kini Resmi Menikah dengan Pria Bule, Tangis Sang Ayah Pecah

Baca: Menguak 8 Fakta Tentang Ojek Termahal di Indonesia, Tarifnya Lebih Mahal ketimbang Tiket Pesawat

Mereka belakangan diketahui berkawan, dan pergi memancing ikan sesaat sebelum kejadian api berkobar hebat di tengah laut.

Tim SAR gabungan masih belum menemukan kedua warga tersebut. Sekitar 22.45, petugas di Posko SAR Gabungan yang terletak di Pelabuhan Jetty Chevron kawasan Semayang didatangi warga

"Warga tersebut melapor bahwa masih ada korban yang hilang," kata Kepala Kantor Pencarian & Pertolongan Balikpapan Gusti Anwar melalui Kasie Ops Octavianto, Sabtu (31/3/2018).

Korban kelima, bernama Agus Salim (42).

Warga Sepaku Laut tersebut ternyata masuk dalam rombongan para pemancing naas yang jadi korban jilatan api di laut Balikpapan.

Baca: Makin Tua Makin Seksi, Inilah Rahasia 3 Artis Cantik Indonesia. Bisa Bikin Kamu Panas Dingin

Baca: Mengenaskan, Begini Kondisi Pesut yang Diduga Tewas Akibat Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan

Dari keterangan keluarga korban, kelimanya memancing di laut menggunakan 2 perahu kelotok. Masing-masing klotok dinaiki 3 orang dan 2 orang.

"Imam, Suyoto dan Suyono perahu 1, Agus Salim dan Gusti di perahu lainnya," ucap Octavianto. Saat ini, korban yang ditemukan tim SAR baru Gusti dan Imam. Sementara sisanya masih dinyatakan hilang.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan Gusti Anwar melalui Kasie Ops Octavianto mengatakan tim SAR gabungan menghadapi kendala saat pencarian korban.

Di beberapa kawasan minyak masih terhampar di laut.

Selain menyulitkan pencarian korban hilang, hamparan minyak di laut tersebut dapat merusak alat utama SAR yang berbahan karet.

"Kendalanya ada cairan BBM yang masih mencemari laut. Nah, iTu dapat merusak alut yang berbahan Karet," katanya.
Lanjut Octa, area pencarian di fokuskan di wilayah Last Known Position (LKP) dan pesisir Teluk Balikpapan.

"Tim kami keeahkan 7 personel. Dibantu oleh TNI-Polri, Potensi kedaruratan dan warga sekitar," jelasnya.
Petugas SAR terpaksa menghentikan pencarian, Minggu (1/4/2018) sekitar pukul 21.30, lantaran kondisi penglihatan di malam hari yang buruk, disertai pertimbangan keamanan lainnya.

"Sunyoto, Suyono dan Agus Salim, masih hilang. Dari keluarga belum balik ke rumah," tuturnya.

Pipa Pertamina

Sementara itu, tim Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wilayah Kalimantan, turun langsung menginvestigasi tumpahan minyak yang mengakibatkan kebakaran hebat di Teluk Balikpapan.

Dari informasi awal yang mereka peroleh, diduga, sumber tumpahan berasal dari kebocoran pipa pengiriman minyak, tak jauh dari lokasi kejadian, beberapa ratus meter dari bibir pantai tempat refinery unit/unit pengilangan Pertamina berdiri.

tribunkaltim
instagram.com/tribunkaltim

"Indikasi berupa dugaan kebocoran pipa jaringan minyak dari Pertamina, dari Balikpapan ke Penajam Paser Utara, (Lawe-lawe),"ujar Annurrahim, Kepala Seksi II Gakkum KLHK Wilayah Kalimantan, dihubungi Minggu (1/4/2018) sore.

Informasi dugaan awal tersebut, ia peroleh langsung dari pihak Pertamina beberapa saat setelah kebocoran dan kebakaran di areal perusahan energi itu.

Diketahui, kebocoran itu berlangsung Sabtu (31/3/2018) dini hari sekitar pukul, 02.30 Wita dan diketahui oleh pihak security perusahaan.

Hingga kini, pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti dugaan kebocoran pipa tersebut.

Diduga, akibat kejadian ini, beberapa titik seperti kampung atas air, Balikpapan Barat, sepanjang pantai dari lokasi kejadian, hingga pantai Monpera ikut terkena dampak cemaran minyak.

Bahkan, dampak minyak yang lepas di perairan teluk Balikpapan itu, mencapai perairan seberang Balikpapan, Minggu (1/4/2018), persisnya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Baca: Jokowi Ternyata Sudah Tentukan Nama Cawapresnya. Siapa Dia?

Baca: Polisi Ringkus Pemilik Wisma yang Simpan Sabu di Plafon Kamar Mandi

Akibatnya, ribuan warga di delapan RT di Kecamatan Penajam merasakan mual, bahkan beberapa diantaranya harus dirawat di Puskesmas terdekat.

Pengamatan lapangan di pagi hari usai tumpahan minyak kemarin, pihak Pertamina dibantu relawan nampak membersihkan sisa-sisa cemaran minyak secara manual, persis dekat permukiman kampung atas air, yang letaknya hanya dipisahkan pepohonan mangrove.

Belum lagi usai pembersihan, peristiwa kedua datang, sekitar pukul 11.00 wita, terjadi ledakan, disertai api dan asap hitam membumbung beberapa ratus meter dari bibir pantai.

Kebetulan, tak jauh dari lokasi kebakaran, terdapat sekitar 6 kapal tanker, tongkang batu bara berbendera Panama berisi 20 ABK, Ever Judger dan kapal nelayan yang lalu lalang.

Baca: Anies Baswedan Digadang-gadang Jadi Pasangan Prabowo, Begini Pengakuan Blak-blakan Sandiaga

Baca: Derby Mahakam Mitra Kukar Vs Borneo FC Sore Ini, Panpel Siapkan 4.500 Tiket, Ini Harganya

Cecaran minyak itulah, yang diduga menjadi bahan bakar kebakaran hebat kemarin. Hingga saat ini, Annurrahim masih menginvestigasi dugaan awal sumber percikan api berasal.

"Mungkin kan ada aktivitas kapal tongkang, saya dapat rekaman dari HSE Pertamina itu, dari kebocoran itu, kapal ada aktivitas bagian belakang, (terbakarnya) dimulai dari bagian buritan,"ujarnya. "Ada percikan, informasi dari Pertamina,"ujarnya.

Saat ini, tim gabungan dari aparat keamanan, Pertamina, Pemda, instansi lingkungan hidup, termasuk Gakkum KLHK Wilayah Kalimantan melakukan investigasi lanjutan untuk mengetahui penyebab pasti kejadian ini. (*)

Subscribe official YouTube Channel Tribun Kaltim, klik di sini:

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved