Tabrakan Maut KA Sancaka di Ngawi, Masinis Mustofa Dianggap Pahlawan KAI

Keluarga masinis Mustofa (30) tak pernah menyangka pria tersebut harus kehilangan nyawa dalam kecelakaan Kereta Api Sancaka

Editor: Sumarsono
Dok Rukimin
Lokomotif kereta api Sancaka tujuan Yogyakarta-Surabaya terguling pasca-menabrak truk trailer di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Ngawi. 

TRIBUNKALTIM.CO, NGAWI - Keluarga masinis Mustofa (30) tak pernah menyangka pria tersebut harus kehilangan nyawa dalam kecelakaan hebat antara rangkaian Kereta Api Sancaka dengan sebuh truk trailer pengangkut beton bantalan rel, di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (6/4).

Mustafa yang tewas di lokasi kecelakaan yang terjadi sekira pukul 18.25 WIB tersebut meninggalkan seorang istri, Dian Kartika Sari Utama (27), dan seorang anak yang berusia 4 tahun. Korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sumber Bening, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Sabtu.

Ratusan pegawai KAI Daop 7 yang ikut mengantar almarhum hingga liang lahat, tak mampu menahan kesedihan. Beberapa pegawai bahkan tak kuat menahan air mata.

Baca: Kuliner Kaltim Diyakini Bisa Bersaing di Ranah Mancanegara

Istri almarhum sambil menggendong putrinya, Aulil Fatimah Az Zahra (4), tampak berdoa. Matanya berkaca-kaca, sedang putrinya belum dapat merasakan ditinggal pergi sang ayah.

Direktur Utama PT KAI Edy Sukomoro hadir dan memimpin upacara pemakaman. Ditemui usai pemakaman, Edy mengatakan atas jasa almarhum yang gugur dalam tugasnya, PT KAI memberikan penghargaan setinggi-tingginya.

PT KAI juga memutuskan menerima istri almarhum sebagai karyawan di badan usaha milik negara (BUMN) tersebut. "Saya dan direksi sudah memutuskan istrinya akan diproses menjadi pegawai kereta api. Jadi, hubungan PT KAI dengan keluarga ini tidak terputus," katanya.

Tidak hanya itu saja, nama Mustofa akan dikenang melalui semacam prasasti yang akan diletakan di Stasiun Madiun. Dengan demikian jasa Mustofa selama mengabdi di PT KAI akan selalu dikenang.

Baca: Peneliti Ungkap Bahaya Tumpahan Minyak bagi Dua Mamalia Laut Dilindungi

"Mustofa sudah kami anggap sebagai pahlawan di kalangan keluarga besar kereta api. Kami akan membuat semacam prasasti yang akan diletakan di Stasiun Madiun bagi Saudara Mustofa," katanya.

Ayah almarhum, Sadino (58) mengaku berterimakasih kepada PT KAI yang telah memberikan perhatian kepada keluarganya. Ia sudah iklhas dan merelakan kepergian putra ketiganya.

Sadino berterimakasih kepada PT KAI yang telah memberikan pekerjaan kepada istri almarhum. Sebelum menikah dengan Mustofa, Dian pernah bekerja di PT KAI sebagai pramugari. Setelah menikah dan memiliki anak, Mustofa meminta istrinya untuk berhenti dari pekerjaanya dan mengurus anak di rumah.

Kakak ipar Mustofa, Suparno Hadi menuturkan, keluarga menerima kabar korban meninggal dunia karena keretanya mengalami kecelakaan di Ngawi, pada Jumat malam. "Saat itu katanya Mustofa belum dapat dievakuasi. Ia baru dapat dievakuasi empat jam setelah kecelakaan karena posisinya yang terjepit di ruang masinis lokomotif," kata Suparno.

Ia mengaku keluarga tidak punya firasat apapun mengenai musibah yang menimpa Mustofa. Pada saat itu Mustofa tengah mengoperasikan KA Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya. Akibat kecelakaan itu lokomotif terbalik, satu gerbong dalam kondisi melintang, serta tiga gerbong (klas eksekutif) di belakangnya terlempar keluar dari rel.

Selain masinis, terdapat korban luka, yakni Hendra Wahyudi, asisten masinis, yang mengalami luka patah tulang kaki. Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daops) 7 Madiun, Supriyanto, seluruh penumpang dalam kondisi selamat.

Baca: Teluk Balikpapan Belum Sepenuhnya Bersih dari Tumpahan Minyak

Proses evakuasi para penumpang KA tersebut dari lokasi kecelakaan ke Polsek Mantingan dan balai desa setempat dibantu petugas Polres Ngawi. Tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan berada di antara Stasiun Kedungbanteng-Walikukun wilayah Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Setelah kecelakaan, semua KA dari arah Madiun menuju Jakarta dan Bandung diputar kembali ke arah Surabaya dan selanjutnya melalui jalur utara. Selain menyebabkan korban luka dan meninggal, kecelakaan itu juga merusakkan mobil Toyota Avanza yang parkir di sekitar lokasi kejadian. (*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved