72 Tahun Merdeka tapi Menderita, Beginilah Harapan Suku Asmat kepada Sang Panglima Perang
Pesawat itu hanya mendarat di Distrik Ewer dan harus melanjutkannya dengan mengarungi jalur sungai selama sekitar 20 menit.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Entah apa saja tombol yang ditekan Kapten TNI Yanuar dari kemudinya.
Namun, helikopter Bell 412 milik Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat Timika itu perlahan turun dari ketingian, hingga akhirnya mulus mendarat di tanah yang sedikit basah.
Selamat datang di Kabupaten Asmat...
Kompas.com berkesempatan menginjakkan kaki di kabupaten yang terletak di selatan bumi Papua itu pada 12 April 2018 lalu.
Kami hendak meliput kunjungan kerja Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana yang tiba pada siang harinya.
Perjalanan ke Asmat berawal dari Kota Timika.
Pukul 06.00 Waktu Indonesia Timur, pesawat Garuda Indonesia yang kami tumpangi mendarat di Bandar Udara Mozes Kilangin di Timika.
Dari sana, minibus milik bandara mengantar kami ke Markas Puspenerbad. Jaraknya sekitar 1 kilometer.
"Selamat datang di Markas Puspenerbad. Kapan-kapan kalau ke Timika, silahkan ya main-main ke sini," sapa pilot helikopter, Kapten TNI Yanuar.
Kami menumpang helikopter TNI AD menuju ke kabupaten seluas 29.658 kilometer persegi tersebut.
Usai briefing singkat mengenai seluk beluk penerbangan dari Timika menuju Asmat, kami menaiki helikopter berkapasitas 8 orang itu satu per satu.
Sabuk pengaman telah terpasang melintangi dada. Mesin heli kian meraung kencang, helikopter perlahan membawa kami ke udara.
Baca: Presiden Jokowi Bicara soal Kritik: Beda Lho dengan Mencemooh. . .
Masih Terisolasi
Hingga saat ini, memang belum ada jalan darat menuju Asmat. Hanya tersedia jalur udara yang cukup menguras kocek dan sungai yang tentunya menguras waktu.