Staf Pemasaran PT ATM Didamprat Jamaah, Sudah Bersiap Gadaikan Rumah

Bukan hanya jajaran direksi dan manajemen yang jadi sasaran. Level marketing di akar rumput pun ikut kena damprat.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Ratusan jemaah umrah travel PT Arafah Tamasya Mandiri (ATM) berkumpul di Masjid Baitul Aman Polres Balikpapan, Sabtu (5/5/2018). 

"Saya di daerah kumpul jemaah sudah 5 tahun orang senang ikut saya karena mereka percaya sama saya, kan kebanyakan relasi orang kampung," sambungnya

Nah, berbekal tarif Rp 17.5 juta/orang, ia berhasil mengajak para mantan calon jemaah umroh yang gagal diberangkatkan boleh Abu Tour, Pindah ke PT ATM.

Namun sayang, setelah semua total Rp 162 juta dana jemaah ditransfer, rencana keberangkatan calon jemaah yang ia bawa tanggal 26 April lalu, juga tertunda entah sampai kapan. Pihak ATM berdalih masih menunggu izin Kementerian Agama RI turun.

"Ga jadi berangkat alasannya (pendanaan PT ATM) goyang, ada yang sudah di bandara pulang,"katanya.

Kecewa dua kali, calon jemaah kembali meradang, ia pun jadi sasaran.

"Orang di sana itu keras, kalau janji ga ditepati, bisa terjadi apa-apa. Rumah saya dilempari batu," ujarnya menceritakan kejadian sekitar 4 hari lalu itu.

Setelah itu, ia terpaksa datang seorang diri ke kantor pusat PT ATM untuk meminta kejelasan.

Tinggal sementara di kantor PT ATM di daerah Gunung Malang, ia sempat diajak konsolidasi internal di Hotel Harris, guna proses penyelesaian jadwal keberangkatan atau refund.

Hingga ada sedikit harapan, saat Direktur Utama PT ATM, Hamzah Husain yang berjanji memberangkatkan sejumlah jemaah tanggal 17 Mei ini.

Walaupun sudah dijanjikan, ia tak mau pulang dengan tangan kosong, hingga Jumat petang, ia masih menunggu pernyataan hitam di atas putih yang ditandatangani oleh Hamzah, bersama perwakilan Polres Balikpapan sebagai mediator.

Surat itulah yang ia jadikan pegangan, bagi calon jemaah di kampungnya. Maklum, selama di Balikapapan, ia kerap menerima telepon dan pesan bernada ancaman di telepon selulernya.

"Saya ga bisa tidur setiap malam, di handphone saya ada telepon dan SMS, bilang, ibu jangan pulang, kalau ga bawa uang, jangan berani pulang Kampung," katanya.

"Belum ada hitam di atas putih, kalau belum ada saya belum balik," katanya Jumat petang. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved