Anita, Bocah Korban Bom Oikumene, Takut bertemu Orang dan Bolak Balik Bimbingan Psikologis

Bahkan, Anita takut jika bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya, termasuk ketakutan saat mendengar bunyi ledakan.

TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
Anita Critabel Sitohang bermain boneka di rumahnya, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (9/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bocah yang gemar bermain boneka berusia 3,5 tahun ini masih dihinggapi trauma pasca ledakan bom yang terjadi di gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 13 November 2016 silam.

Anita Critabel Sitohang merupakan satu diantara tiga bocah yang selamat dari ledakan bom, yang menewaskan seorang anak itu.

Saat ini Anita dalam kondisi yang sehat, kendati masih diselimuti trauma yang mendalam.

Kendati luka bakar yang dideritanya tidak separah dengan dua temannya, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (6) dan Trinity Hutahaen (4), namun Anita masih harus bolak balik RSUD AW Syahranie, guna menjalani bimbingan psikologis.

Tetty Siahaan (37), ibu Anita menjelaskan, trauma akibat kejadian itu belum juga dapat dilupakan oleh anak bungsu dari dari tiga bersaudara itu.

Bahkan, Anita takut jika bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya, termasuk ketakutan saat mendengar bunyi ledakan.

"Kalau lukanya puji Tuhan sudah kering, namun traumanya masih belum sembuh, dua kali sebulan dia harus ke psikolog untuk bimbingan mentalnya," ucapnya, Rabu (9/5/2018).

"Ke gereja tetap, tapi tidak mau pisah, jadi dia sama saya terus saat ibadah," tambahnya.

Lanjut dia menjelaskan, setelah kejadian itu, anaknya sempat menjalani operasi hingga enam kali, yang semuanya dilakukan di RSUD AW Syahranie, Samarinda.

Luka bakar yang diderita Anita sekitar 20 persen, dengan bagian tangan sebelah kanan yang cukup parah.

Namun, secara keseluruhan kondisi Anita saat ini dalam keadaan sehat dan fungsi anggota tubuhnya berfungsi dengan normal.

Baca juga:

Terlambat Wawancara Kerja karena Bantu Perbaiki Mobil, Tiba di Lokasi Pria Ini Alami Hal Tak Terduga

"Sehat, ini sekarang lagi main boneka di rumah, lukanya tidak terlalu parah dengan teman-temannya," ungkapnya.

Kendati demikian, dirinya masih memberikan salep ke bekas luka-lukanya. Salep yang digunakan pun bukan salep sembarang, namun salep dari Amerika, pemberian empat warga Amerika yang mengantarkan langsung ke rumahnya.

"Sempat ada empat orang Amerika datang ke rumah ngasih salep, ada banyak salep yang disuruh pakai, namun saya pakai yang dari Amerika ini, sama dengan salep herbal. Mereka simpati dengan kejadian itu," ungkapnya.

Anita pun terus akan menjalani bimbingan psikolog hingga traumanya hilang, sedangkan biaya pemeriksaan dan bimbingan psikolog dijamin oleh LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).

"Masih di tanggung LPSK, saya berharap agar anak saya dapat hilang rasa traumanya," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved