Harga Daging Ayam Naik, Penyakit Ini Penyebabnya

Yosmianto mengatakan, penyakit ini bisa mengkerdilkan ayam bisa juga menyebabkan kematian.

Penulis: Siti Zubaidah |
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Siti Zubaidah

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan Yosmianto menyebutkan salah satu kenaikan harga daging ayam di Balikpapan karena ada penyakit Inclusion Body Hepatitis (IBH) yang menyerang ayam ternak, Rabu (15/5/2018).

Yosmianto mengatakan, penyakit ini bisa mengkerdilkan ayam bisa juga menyebabkan kematian.

Ini juga menyebabkan salah satu stok ayam berkurang.

Di Kaltim sudah ada, khususnya Balikpapan. 

Menyerang  mulai dua mingguan lalu, lantaran hal itu, harga ayam agak mahal karena pasokan berkurang.

Baca: Ternyata Hal Ini yang Sebabkan Inflasi di Kaltim

"Saat ini pasokan ayam dari sekitar kita aja untuk Kaltim dari Samboja. Sehari pasokan ayam sekitar 30 ribu ekor. Penyakitnya pengaruhi stok ayam makanya beberapa yang di drop ke pasar berkurang otomatis harga naik. Ini lagi dicek penyakitnya, dari pusat hasilnya belum turun," kata Yosmianto

Dia menambahkan Inclusion Body Hepatitis (IBH) merupakan penyakit akut yang menyerang ayam muda umur 4-8 minggu yang ditandai dengan anemia, sayap terkulai, jengger dan pucat.

Biasanya kematian berlangsung mendadak tanpa menunjukan gejala klinis yang jelas.

Angka kematian mencapai 1-0 persen atau lebih rendah.

Baca: KSOP Samarinda Prediksi Lonjakan Penumpang Selama Ramadhan Hanya 2-3 Persen

Penyakit ini ditemukan tahun 1963 yang ditandai adanya hepatitis yang diikuti dengan ditemukannya intranuklear, ingklusiona bodi pada ayam

Tetapi penyebabnya tidak dapat diidentifikasi.

Kemudian disebut IBH.

Pada tahun 70-an ada yang mirip penyakit tersebut, terjadi beberapa kota di Kanada dan Afrika.

Pengaruh lingkungan, cara penularannya terjadi secara horisontal melalui kotoran atau feses, makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar virus langsung dari hewan sakit kepada hewan sehat.

Baca: SBU Terbit, Pengelola Siapkan Tes Penerbangan di Bandara APT Pranoto Samarinda

Vertikal dari induk ke anak melalui telur.

Karena sifat virus bertahap lingkungan maka kemungkinan virus menyebar secara perlahan dari satu kandang ke kandang lainnya.

Penyebab penyakit melalui pernapasan belum banyak  diketahui walaupun pernah diisolasi ayam yang terinfeksi pernafasan.

Infeksi yang ditunjukan gejala klinis bisa jadi agen penyebar penyakit teruatama pada ayam yang terganggu sistem kekebalannya.

Sementara itu, untuk harga daging naik 5.000 perkilo.

Dari sebelumnya harga ayam Rp 120.000 saat ini harganya Rp 125.000 per kg, hal ini karena stok berkurang.

"Stok sapi agak berkurang, akhir bulan kapal ternak Jokowi mau masuk tapi apakah pedagang mau memanfaatkan atau tidak. Ini masih saya cek," ujarnya.

Kalau masuk kapal Jokowi otomatis mengurangi harga transportasi masuk ke sini. Satu kapal bisa muat 500 ekor rutenya Balikpapan dan Samarinda. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved