Ribuan Pilot dan Kru Garuda Ancam Mogok, Simak Faktanya: Imbas pada Arus Mudik hingga Tuntutan
Ancaman yang cukup membuat sejumlah pihak cemas adalah termasuk mogok saat puncak arus mudik Idul Fitri 2018 mendatang.
"Pilot, kan, mikirnya safety, karena bisa pulang pukul 02.00 atau 04.00 pagi. Alasan perusahaan, di luar negeri bisa kok naik angkutan umum. Kok disamain sama luar negeri, kan di sana kereta bus tepat waktu, di sini gimana tepat waktu?" ucap Bintang.
Selain soal teknis, gaji dan pergeseran jam kerja juga menjadi persoalan.
Menurut Bintang, contohnya adalah pergeseran jam kerja ketika Ramadhan tahun 2017.
Sementara itu, ada juga pemotongan hak, melalui dihilangkannya kenaikan gaji berkala per tahun.
Bintang mengatakan jika pihak manajemen beralasan efisiensi.
Hal itu semakin diperparah dengan pengurangan jam terbang para pilot, yang secara otomatis juga mengurangi penghasilan mereka.
Kebijakan lain yang menjadi polemik adalah penggantian sistem operasi maskapai menggunakan Sabre.
Menurut Bintang, selayaknya, harus ada masa transisi, tapi pada justru sebaliknya.
"Seharusnya ada masa transisi tiga bulan, sistem yang lama menempel sama sistem yang baru.
Tapi, perusahaan kekeuh minta enam hari saja, dampaknya ya pas erupsi Gunung Agung itu, kacau semua, seakan-akan tidak ada kru dan pesawat. Padahal ada, tapi sistemnya yang enggak beres," sambung Bintang.
Diketahui, Sabre merupakan sebuah teknologi yang mendukung operasi end to end dan operasi bisnis.
Sabre dianggap mampu meningkatkan pelacakan pada pesawat Garuda, termasuk kontrol pada gangunggan, pencegahan, hingga manajemen operasi kru. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul 1.300 Pilot Garuda Indonesia Ancam Mogok, Berikut Faktanya: Imbas Terhadap Arus Mudik hingga Alasan