Ganjar Pranowo: 30.000 Lebih Calon Siswa di Jawa Tengah Dicoret karena Gunakan SKTM Palsu
Hanya untuk diterima di sekolah, mereka, calon siswa ataupun orangtua siswa sampai berbohong.
Hal ini untuk memastikan SKTM yang disertakan betul-betul sesuai dengan kondisi calon siswa.
"Ada tim khusus yang dibentuk di setiap sekolah. Katakan jika ada 100 orang yang mendaftar menggunakan SKTM, maka 10 orang akan dapat memverifikasi 10 orang pendaftaran dan ini tidak sulit," kata Ganjar.
Namun demikian, masih ada yang menyalahgunakan SKTM ini untuk dapat masuk sekolah yang diinginkan.
Ganjar bahkan mendapatkan laporan adanya keterlibatan oknum sekolah yang meminta orangtua untuk menggunakan SKTM untuk dapat diterima di sekolah.
Pihaknya pun akan secara tegas memberikan sanksi kepada para oknum sekolah atau ASN yang terlibat dalam penyalahgunaan SKTM, bahkan sampai memperjualbelikannya.
"Saya terima laporan aduan dari masyarakat, bahwa ada oknum sekolah yang bilang kalau gak bisa masuk pakai sktm saja. Ini kurang ajar lho, langsung kita cari orangnya. Kalau ada, kami akan berikan sanksi tegas," kata Ganjar.
Ganjar pun akan melakukan evaluasi terhadap sejumlah permasalahan yang terjadi pada PPDB tahun 2018 ini.
Tahun mendatang, pihaknya tidak akan menerapkan sistem serupa.
Seleksi untuk siswa miskin akan dibuat tersendiri menggunakan basis data yang terpadu.
Pihaknya juga akan segera menghadap Menteri Pendidikan untuk mengutarakan permasalahan terkait SKTM dan memberikan catatan-catatan untuk perbaikan sistem penerimaan peserta didik baru tahun mendatang.
"Problemnya adalah besarnya basis data, kalau dia keluarga miskin, Kartu Indonesia Pintar saja sudah cukup, tetapi peraturan menteri meminta perlu adanya SKTM, maka orang jadi mencari. Oleh karena itu basis data kita perbaiki. Tahun depan nggak akan dibuat begini, yang kategori miskin akan seleksi tersendiri," ujarnya. (Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 35.949 Calon Siswa di Jawa Tengah Dicoret karena Gunakan SKTM Palsu