Anggap PPDB Online Kacau Balau, Orangtua Siswa Mengadu ke Ombudsman

peraturan yang diterapkan tidak jelas hanya berdasar keinginan para pemangku kepentingan dalam hal ini panitia PPDB online.

Penulis: Budi Susilo | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Budi Susilo
Daniel Nainggolan (42), menghadap ke posko pengaduan PPDB online Balikpapan di SMA Negeri 2 Balikpapan, Kamis (12/7/2018) siang 

Dijelaskan, untuk kasus anaknya Daniel,  bahwa sudah masuk dalam luar zona berprestasi yang jumlahnya sudah secara konkrit yakini 11 orang.

Dirinya menyangkal jika transparansi mengenai kuota tidak dijelaskan secara spesifik sebab untuk anak Daniel itu masuk luar zona yang secara kapasitas untuk di SMA Negeri 1 itu sudah secara rinci diperjelas yakni hanya 11 orang.

Baca: Sang Adik Sebut Ahok Putuskan tak Ambil Kesempatan Bebas Bersyarat

Yang menjadi persoalan, nilai anak Daniel dan nilai-nilai rangking anak lainnya hampir sama dengan peringkat yang berada di bawahnya.

Jadi antara peringkat 11,12 dan 13 itu sama nilainya sebesar 390. Yang memasukan peringkat ini berdasarkan sistem online. Tolak ukur penilaian yang tentukan adalah sistem komputer. 

Dia pun tidak bisa memutuskan seperti apa langkah selanjutnya sebab penentuan ini berdasarkan cara kerja sistem jaringan informasi bukan dilakukan secara manual yang disesuaikan selera pihak panitia.

"Ini kan yang menentukan cara kerja komputer pakai sistem, bukan keinginan saya atau yang lainnya. Risiko pakai sistem ya begini," ujar Eddy. 

Baca: Ingin Menjalin Persahabatan dengan Mantan Kekasih? Pertimbangkan Hal Ini

Menurut dia, upaya Daniel melaporkan ke Ombudsman merupakan langkah yang tepat sebab nilai peringkat anaknya yang sama dengan anak lainnya butuh kebijaksanaan dari dinas Pendidikan Kalimantan Timur. "Siapa tahu ombudsman bisa menjembatani," tuturnya. 

"Kalau saya pribadi ya bijaksananya lebih baik tiga-tiganya diterima saja. Yang peringkat 11, 12, 13 diterima saja.  Semua sama nilainya, kalau diterima hanya satu nanti ada kecemburuan," tegas Eddy.

Namun dia pun menyatakan, proses untuk seleksi di luar zona yang dialami anak Daniel ini masih terus berlangsung, belum ada penutupan.

Jadi kemungkinan, jika nanti ada anak yang prestasinya lebih tinggi dari anak Daniel ini bisa dipastikan akan tergeser. Sistem online ini bersaing secara transparan dan tersistem dengan teknologi informasi.

"Peringkat klasemen untuk luar zona di SMA 1 Negeri masih terus berlangsung hingga 13 Juni. Nanti kita lihat saja pasti ini kan masih berjalan. Ada juga nanti yang tergeser mungkin terlempar ke sekolah lain tapi tidak masalah sekarang kan sekolah harus merata. Tidak ada lagi yang namanya sekolah favorit dan tidak favorit," tegas Eddy.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved