Bu Lurah Selamat dari Percobaan Pembunuhan, Ini Cerita Lengkapnya

Ada 10 adegan reka ulang yang digelar di halaman belakang Polres Banyuwangi, Kamis (2/82018), dengan menggunakan peran pengganti.

Arsip Kecamatan Bangorejo
Bu Lurah saat dirawat di Puskesmas setelah ditemukan oleh warga di sungai Sere Kecamatan Bangorejo Banyuwangi Selasa malam (31/7/2018). 

Lalu dengan teman perempuannya, ia menuju ke rumah pengasuh anaknya untuk menitipkan uang tunai Rp 60 juta.

"Saat perjalanan akan menitipkan mobil, tersangka membuang tas ransel milik korban, tetapi sudah kami temukan," kata Donny.

Baca: Seperti Apa Gili Lawa Taman Nasional Komodo Sebelum Terbakar?

Kemampuan bertahan

Ibu lurah yang masih hidup berteriak meminta tolong setelah sumpalan mulutnya terlepas dan dia sempat terseret sejauh 50 meter.

Saat ditemukan, Ibu lurah masih mengenakan kebaya hitam dan rok batik seragam pakaian adat Pemkab Banyuwangi hari Selasa.

Posisi tangan dan kaki juga masih terikat kuat dengan tas plastik hitam yang dirangkai seperti tali.

Menurut Kapolres, selain takdir baik, kemampuan bertahan dan semangat hidup Ibu lurah sangat tinggi karena tidak mudah bertahan di air dalam kondisi tangan dan kaki terikat.

Agus Siswanto menggunakan baju oranye sedang melihat rekonstruksi dengan peran pengganti yang digelar di halaman belakang Polres Banyuwangi, Kamis (2/8/2018).
Agus Siswanto menggunakan baju oranye sedang melihat rekonstruksi dengan peran pengganti yang digelar di halaman belakang Polres Banyuwangi, Kamis (2/8/2018). (KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI)

"Sempat dirawat di puskesmas. Lalu Bu Lurah sempat ngantor juga satu hari setelah kejadian. Namun, karena masih shock, beliau minta perlindungan dan saat ini kami awasi di tempat yang aman," ujar Kapolres.

Sementara itu, tersangka Agus mengatakan bahwa tas plastik hitam yang digunakan tali pengikat dan menutup kepala korban awalnya akan digunakan untuk tempat sampah di rumahnya.

Namun setelah beli, dia lupa menurunkan dari mobil.

Sedangkan pistol mainan dia beli di Surabaya dan selalu diletakkan di mobil untuk menakut-nakuti.

Agus juga bercerita, dia dan Ibu Lurah berencana menemui Gus Makki, ketua PCNU Banyuwangi, untuk meminta bantuan karena Ibu Lurah ingin menjadi camat.

Uang tersebut rencananya diberikan kepada Gus Makki sebagai ucapan terima kasih.

"Sebenarnya saya juga nggak tahu dan nggak yakin apakah Gus Makki bisa atau tidak untuk membantu Bu Lurah menjadi camat," ujarnya.

Agus mengaku mengenal Wilujeng Esti Utami dari S, rekannya sesama anggota LSM Lembaga Peduli Rakyat Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved