Ke Uniba, Menristek Dikti Ungkapkan Generasi Milenial Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohammad Nasir berkunjung ke Universitas Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (5/9/2018) sore.

TRIBUN KALTIM/RAHMAD SUJONO
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohammad Nasir berkunjung ke Universitas Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (5/9/2018) sore. Memberi ceramah perkaderan nasional 2018, dengan tema Kompetensi SDM Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. 

Sedikit banyak, ia merujuk dari hasil riset lembaga internasional terpercaya yang ia tunjukkan, kurangnya daya saing universitas dan lulusan menempatkan indeks daya saing Indonesia hanya menduduki peringkat 36 dari 137 negara.

Masih kalah dengan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara.

“Kita masih kalah dengan Thailand dan Singapura. Sekarang sudah sedikit di atas Thailand, 20 tahun lalu, di bawah Thailand terus,” katanya.

Masalah kedua, lanjut Nasir, yakni persoalan inovasi kampus dan mahasiswa yang masih rendah.

Menurut dia, perguruan tinggi di era milennial ini, harus mengetahui apa yang diinginkan dan dibututuhkan zaman.

Orangtua sebaiknya hanya merestui saja, tak menghambat inovasi dan kreativitas.

Belasan Tahun Menumpang, SMP 38 Berharap Bisa Segera Ujian Nasional di Gedung Sendiri

Dengan pengarahan yang baik, mahasiswa diajak berpikir positif dan inovatif agar inovasinya berkelas dunia.

Mengambil contoh Jepang yang berhasil membangun industri paska dijatuhi bom atom perang dunia II lalu.

Pemerintah dan industrialis negeri matahari terbit, fokus mengembangkan manufakturnya dengan memikirkan pikiran sehat manusia di awal-awal agar fokus.

Istilahnya pikiran yang baik, menghasilkan produk yang baik dan berkualitas.

“Kalau di ajak berpikir negatif, kita akan dirasuki mental Inlander, ini pesan Presiden,” katanya.

Sistem pendidikan inovatif berkelas dunia sesuai revolusi industry 4.0 yang ia maksud, contohnya, kehadiran aplikasi ojek online, buatan anak muda Indonesia, Go-Jek yang kini, merambah negara tetangga, semisal Vietnam.

Bahkan saat berbincang dengan CEO Go-Jek tahun lalu, Nadiem Makariem (34), pernah menyebut, asset total 2017 lalu mencapai sekitar $ 1 Miliar dan bakal terus berlipat.

Bahkan, dari fasilitas Go-Food, salah satunya pesan antar martabak ke penjual, omzet 2017 mencapai Rp 450-500 miliar. Belum lagi aplikasi jual beli buatan anak muda Indonesia lainya, Tokopedia, dan Bukalapak.

“Saya yang tua bangka ini, jauh ketinggalan. Anda (anak muda) harus begitu. Inilah yang namananya revolusi industry 4.0,” katanya memancing tepuk tangan lagi.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved