Berita Berau Terkini
Inflasi Berau Capai 1,86 Persen pada September 2025, Harga Pangan Masih Jadi Pemicu Utama
Harga kebutuhan pokok kembali jadi sorotan di Berau. Meski inflasi sedikit turun, kenaikan harga makanan dan minuman masih jadi penyumbang utama
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kenaikan harga pangan di Berau masih menjadi faktor dominan dalam mendorong inflasi daerah pada September 2025.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau, inflasi tahunan (year on year/y-on-y) tercatat sebesar 1,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 108,65.
Meski angka tersebut menunjukkan sedikit penurunan dibanding bulan sebelumnya, yaitu 1,87 persen pada Agustus 2025, tren kenaikan harga di sejumlah komoditas masih berlanjut.
Kepala BPS Berau, Yudi Wahyudin, menjelaskan bahwa inflasi secara tahunan terjadi karena adanya peningkatan harga pada beberapa kelompok pengeluaran rumah tangga.
“Inflasi secara tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran,” kata Kepala BPS Berau, Yudi Wahyudin, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Digitalisasi RSUD Abdul Rivai Berau Diperlukan, Terkendala Cari Tenaga Ahli Teknologi Informasi
Inflasi di Berau disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,26 persen, di mana angka ini paling tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Secara lebih rinci, komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y terbesar, yaitu beras sebesar 0,19 persen, udang basah sebesar 0,18 persen, bawang merah sebesar 0,15 persen.
Kemudian ikan layang atau ikan benggol sebesar 0,12 persen; kopi bubuk sebesar 0,10 persen, ikan bandeng atau ikan bolu dan minyak goreng masing-masing 0,09 persen, lalu tomat sebesar 0,07 persen dan sigaret kretek mesin (skm) sebesar 0,05 persen.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,81 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,32 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,47 persen.
Adapula kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 3,85 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,62 persen.
Baca juga: 10 Komoditas Penyumbang Tertinggi Inflasi di Kabupaten Berau September 2025
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu, kelompok transportasi sebesar 2,01 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,29 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,03 persen.
“Dari 11 kelompok pengeluaran, sebagian besar mengalami kenaikan indeks harga, kecuali kelompok transportasi yang mengalami penurunan indeks sebesar 2,01 persen, serta kelompok pendidikan yang relatif stabil tanpa memberikan andil terhadap inflasi,” jelasnya. (*)
Digitalisasi RSUD Abdul Rivai Berau Diperlukan, Terkendala Cari Tenaga Ahli Teknologi Informasi |
![]() |
---|
Ibu Hamil di Berau Diwajibkan Minimal 6 Kali Memeriksa Kehamilan ke Puskesmas |
![]() |
---|
DPRD Berau Minta Bupati Sri Juniarsih Jangan Tergesa-gesa Soal Mutasi Pejabat |
![]() |
---|
RSUD Baru Wajib Beroperasi Sebelum Terbit Izin, Dinkes Berau Siap Jalankan Arahan Bupati |
![]() |
---|
Bupati Berau Sri Juniarsih: Tidak Boleh Ada Pasien Ditolak di RSUD Abdul Rivai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.