Gempa Donggala
Deretan Fakta Kerusuhan Rutan Donggala, Ratusan Napi Kabur karena Ingin Bertemu Keluarganya
Akibat kerusuhan tersebut, setidaknya 100 napi diketahui kabur dari rutan Donggala.
TRIBUNKALTIM.CO - Gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut juga menyebabkan tsunami.
Menurut BMKG, tsunami terjadi setidaknya di tiga wilayah, Palu, Donggala dan Mamuju.
Pasca gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Donggala, kerusuhan pecah di rumah tahanan kelas II B Donggala, Sulawesi Tengah pada Sabtu (29/9/2018) malam.
Dikutip Grid.ID dari laman Tribunnews (30/9/2018), kerusuhan itu dipicu lantaran para narapidana menuntut untuk dibebaskan.
Hal itu dilakukan agar para narapidana bisa bertemu dengan anggota keluarga mereka yang menjadi korban gempa di Donggala dan Palu tidak bisa dipenuhi.
Baca juga:
Link Live Streaming - Film G 30 S Tayang di TVOne, Minggu 30 September 2018 Pukul 21.00 WIB
Pilot Batik Air Ungkap Momen Pesawat Berhasil Terbang Sebelum Gempa; 'Jika Terlambat 30 Detik . . .'
Berfoto di Lokasi Jalur Tol Padang-Pekanbaru, Begini Kritik Fadli Zon untuk Jokowi
Konsolidasi Kader, PKB Siap Sapu Bersih Jawa Timur untuk Menangkan Jokowi-Ma'ruf Amin
Akibat kerusuhan tersebut, setidaknya 100 napi diketahui kabur dari rutan Donggala.
Melansir dari laman Kompas.com (30/9/2018), Grid.ID telah merangkum beberapa fakta terkait kerusuhan di Rutan Donggala.
Tuntutan narapidana yang ingin dibebaskan agar dapat bertemu keluarga
Gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Donggala pada Jumat (28/9/2018) membuat ratusan penghuni rutan kelas II B Donggala panik dan marah.
Para napi tersebut marah lantaran tuntutan mereka untuk dibebaskan dan bertemu dengan anggota keluarganya ditolak oleh petugas.
"Ricuh dipicu keinginan keinginan warga binaan dibebaskan untuk bertemu dengan keluarganya.
Ada 100 narapidana dan tahanan diperkirakan kabur", ujar Saifuddin, Kepala Rutan kelas II B Donggala kepada tim Kompas.com di lokasi kejadian pada Sabtu (29/9/2018) malam.
Rutan Donggala hangus dan rata dengan tanah
Saifuddin juga mengatakan jika upaya pengendalian kerusuhan siudah dilakukan dengan mengerahkan ratusan personel Brimob dari Polda Sulawesi Tengah.
Namun, karena minimnya mobil pemadam kebakaran yang tiba di rutan membuat api tidak terkendali.
Akibatnya, kondisi rutan Donggala pun rata dengan tanah.
Ruang terdepan dari gedung utama ludes terbakar.
Kebakaran ini mengakibatkan rutan tak bisa lagi menampung para tahanan yang masih berada di dalam rutan.
Ratusan napi kabur dari rutan Donggala
Kebakaran dan kerusuhan yang terjadi di rutan Donggala ini juga mengakibatkan ratusan napi kabur dari rumah tahanan kelas II B Donggala.
Saifuddin mengungkapkan bahwa pembakaran rutan ini dilakukan oleh para napi karena tuntutan mereka untuk dibebaskan dan bertemu dengan keluarga ditolak.
Tuntutan tersebut muncul pasca gempa bumi dan tsunami melanda wilayah Donggala pada Jumat (28/9/2018).
Terkait kaburnya para napi, petugas masih terus melakukan pengejaran.
Ratusan personel Brimob Polda Sulawesi Tengah juga telah berjaga di sekitar area rutan untuk mengendalikan situasi. (Grid.ID)