Edisi Cetak Tribun Kaltim

Mesin Parkir di Balikpapan Sering Error, Pendapatan per Hari Tak Lebih Rp 100.000

mesin parkir seharga Rp 130 juta per uni tersebut sering rusak. Juru parkir yang bertugas di sepanjang Jl Ahmad Yani, Gunung Sari mengeluhkan

Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim

TRIBUNKALTIM.CO ‑ Guna mempermudah pembayaran parkir dan meminimalisir parkir liar, Dinas Perhubungan Kota Balikpapan mengoperasikan mesin parkir meter atau Terminal Parkir Elektronik (TPE) per 1 Februari 2018 lalu.
Sebenarnya, mesin parkir meter ini sudah dipasang sejak akhir 2017 di 7 lokasi, yakni depan RM Teluk Bayur, depan Toko Kue Linda, depan Apotik Kimia Farma, depan Soto Banjar Kuin, Apotik Sumber Sehat/Toko Sepatu Jhonson, depan Maxi, Jl A Yani, Gunung Sari, dan depan Maxi, Jl A. Yani, Karang Jati.

Namun, sayang, mesin parkir seharga Rp 130 juta per uni tersebut sering rusak. Juru parkir yang bertugas di sepanjang Jl Ahmad Yani, Gunung Sari mengeluhkan sering error-nya mesin parkir tersebut.

Pengamatan Tribun di lokasi parkir terlihat mesin parkir tersebut rusak alias tidak bisa dioperasikan. Saat dikonfirmasi, salah seorang petugas penjaga parkir meter, Joni Sujono mengatakan, mesin parkir sering mengalami error sekitar pukul 08.00‑09.00 Wita dengan kondisi mesin mati dengan sendirinya.

Baca: Sudah 8 Bulan Beroperasi, Banyak Warga Balikpapan Belum Tahu Mesin Parkir Meter

Menurut Joni, mesin parkir terkoneksi dengan jaringan internet, sehingga sangat tergantung dengan jaringan. "Kadang sering mati sendiri, tapi setelah itu menyala kembali," ujarnya.

Dengan kondisi demikian ungkap Joni, dirinya terpaksa melayani pengguna parkir secara manual. Bahkan menghitung pengguna parkir dan pembayaran dengan mencatatanya di pembukuan.

"Sementara ini kita manual saja. Kalau ada orang parkir, kita input ke mesin parkir. Setelah kita input nomor plat kendaraan dan waktunya. Kertas hasil input kita serahkan ke pengguna parkir, barulah pengguna parkir membayarkan secara tunai ke petugas," jelasnya.

Baca: Beroperasi sejak Februari 2018, Beginilah Kondisi Mesin Parkir Meter di Balikpapan

Terpisah, Heru Tata, yang juga petugas penjaga parkir meter ikut menjelaskan, tarif yang dikenakan bagi pengguna mobil Rp 4 ribu per jam, sedangkan motor Rp 2 ribu.

"Kebanyakan warga mengeluhkan tarifnya, karena mereka anggap relatif tinggi tarifnya," terangnya.

Ditambah, hasil retribusi parkir meter disetorkan langsung ke Dinas Perhubungan Kota Balikpapan melalui UPT Pengelola Parkir.

Diakuinya, penghasilan per hari yang disetor ke UPT rata‑rata di bawah Rp 100 ribu.

"Kalau setoran per hari kadang Rp 60 ribu, kadang juga Rp 80 ribu ," pungkasnya.

Sementara, menurut Rosyid, petugas parkir di Pos 1, Jl A Yani, Gunung Sari mengatakan, mesin parkir meter, beberapa minggu imi tidak bisa nyala.

"Mesin parkir mati bulan ini, sehingga pelanggan kesulitan dan bingung. Mereka memilih langsung membayar tiket parkir ke petugas secara langsung," papar Rosyid.

Baca: Baru Dioperasikan Bulan Februari, Alat Parkir Meter kini dalam Kondisi Mati

Tahap pertama pengoperasian TPE, Pemkot Balikpapan telah memberlakukan skema close‑loop, yaitu mencetak kartu‑kartu sebagai alat pembayaran yang akan digunakan melalui perantara petugas parkir.

"Penggunaannya memang teknisnya dibantu juru parkir, jadi pembayarannya masih cash. Tugas saya sebagai juru parkir memasukkan dalam sistem di mesin, lalu mencetak struk pembayaran. Struk diberikan kepada pengguna parkir sebagai bukti bayar sesuai tarif. Tapi kalau mesin tidak berfungsi, struk tidak dapat diterima sebagai bukti," jelasnya.

Terkendala Jaringan

Penerapan sistem parkir meter di Balikpapan sebenarnya memberikan penghasilan yang lumayan bagi retribusi daerah sektor parkir. Sejar dioperasikan pada Februari 2018 lalu, parkir meter yang dikelola UPT Pengelola Parkir telah menghasilkan sekitar Rp 300 juta hingga September 2018.

Hal itu diungkapkan Kepala UPT Pengelola Parkir, Hikmatullah Hardian saat ditemui Tribun di Gedung Parkir Kelandasan, Balikpapan Kota. Senin (22/10).
Hardian mengatakan, penghasilan retribusi parkir meter per hari bisa mencapai Rp 1,5 juta untuk tujuh area parkir yang dipasang sepanjang Jalan Ahmad Yani, Balikpapan.

Menurutnya, penghasilan menggunakan mesin parkir mengalami kenaikan cukup drastis dibanding parkir menggunakan karcis manual.

Saat ini memang masih manual, petugas yang inputkan, tapi ke depan kita ada rencanakan menerapkan pembayaran non tunai dengan menggunakan kartu yang kita akan bagikan melalui bank. Tidak perlu membayar manual lagi, tinggal menempelkan kartu saja," jelasnya.

Dijelaskan, parkir meter menggunakan sistem jaringan provider, sehingga jika jaringannya lemah, mesinnya juga ikut melemah, dan itu yang menyebabkan seringnya terjadi error pada mesin, bahkan sampai membuat mesin mati dengan sendirinya.

"Untuk pengiriman datanya juga melalui jaringan internet. Sedangkan baterainya menggunakan sollar cell atau tenaga surya," ungkap Hardian.

Lanjut Hardian, sistem penyetoran retribusi melalui petugas sekaligus pengawas yang setiap hari mengambil hasil retribusinya ke patugas di lapangan yang menjaga parkir meter tersebut. "Satu mesin dijaga dua petugas secara bergantian dari pagi sampai malam," jelasnya.

Diakui, pemantauan mesin parkir semuanya dilakukan dengan jaringan internet baik dari stok kertas parkir, kondisi baterai, hingga kondisi jaringan di mesin, tapi tetap ada petugas lapangan juga yang setiap hari mengontrol dan berkeliling.

Selain iu, ia juga mengeluhkan belum maksimal pemanfaatan parkir, khususnya dari sisi pengawasan, karena terkendala sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas.

"Pegawai kita ada tujuh orang, dan pengawas kita cuma ada lima untuk mengawasi parkir seluruh kota Balikpapan," pungkasnya.

Selain pengoperasian mesin parkir di pinggir jalan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan juga akan mulai memberlakukan pengenaaan tarif bagi kendaraan yang parkir di Gedung Parkir Klandasan. Tarif Parkir di gedung ini berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2017 tentang Retribusi Jasa Usaha. (dha/m05/m06)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved