Gempa dan Tsunami Sulteng

Atasi Trauma, Anak Korban Bencana Palu yang Mengungsi ke Berau Dapat Pendampingan

Pemerintah Kabupaten Berau memberikan perhatian besar kepada para korban bencana. Bantuan pun diberikan untuk meringankan beban para korban.

Tribun Kaltim/Geafry Necolsen
Anak-anak korban bencana Palu, Sigi dan Dongala, Sulawesi Tengah, diberikan pembinaan agar mereka kembali bersemangat menjalani kehidupan di lokasi yang baru. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada lebih dari 130 pengungsi asal Sulawesi Tengah, mereka adalah para korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi yang kehilangan tempat tinggal dan anggota keluarga.

Dahsyatnya bencana yang terjadi, membuat mereka trauma untuk menetap di kampung halaman dan memilih mengungsi di tempat keluarga mereka yang lain yang ada di Kecamatan Bidukbiduk.

Pemerintah Kabupaten Berau memberikan perhatian besar kepada para korban bencana. Bantuan pun diberikan untuk meringankan beban para korban.

Tidak hanya bantuan berupa sandang dan pangan, Pemkab Berau juga memberikan perhatian kepada anak-anak pengungsi dengan pendampingan untuk mengatasi rasa trauma yang mereka alami.

Baca: Datangi Korban Gempa Palu di Samarinda, Rombongan UWGM Berikan Bantuan Ini

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3) Berau, saat ini sedang berupaya untuk mengembalikan semangat para anak-anak yang menjadi korban bencana.

Melalui program trauma healing, puluhan anak yang menjadi korban diberikan pembinaan melalui permainan hingga hiburan untuk menghilangkan trauma pada saat bencana menimpa daerah mereka.

Kepala DPPKBP3 Berau, Rohaini menyampaikan bahwa korban yang masih anak-anak ini perlu diberikan pembekalan mental dan spiritual sehingga mereka dapat kembali percaya diri.

Meskipun tidak bisa hilang sepenuhnya tapi dengan upaya tersebut dapat menumbuhkan dan menguatkan semangat anak-anak dalam menjalankan aktivitas di tempat yang baru.

"Ini merupakan kegiatan kami dalam membantu anak-anak di sana. Kita kembalikan kepercayaan diri mereka," ujarnya, Rabu (31/10/2018).

Baca: Masih Data Sementara, Kerugian Akibat Gempa Palu Sudah Mencapai Rp 15,29 Triliun, Ini Rinciannya

Anak-anak pengungsi yang masih berusia sekolah juga telah disekolahkan di tingkat SD hingga SMA yang ada di Bidukbiduk.

Demikian juga dengan administrasi kependudukan telah dikoordinasikan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Berau, sehingga bagi pengungsi yang ingin menetap di Bidukbiduk akan dibantu proses administrasi secara kolektif melalui petugas kecamatan.

Sebagian korban bencana Palu, Sigi dan Dongala memilih mengungsi ke Kecamatan Biduk-biduk. Dimana letak antara Palu dan Biduk-biduk yang cukup berdekatan.

Bahkan sebagian masyarakat Palu juga masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat di Biduk-biduk.

Para pengungsi tersebut ditampung di rumah warga yang juga keluarga dari pengungsi maupun di rumah rumah yang telah disiapkan pemerintah kampung di Kecamatan Bidukbiduk.

Baca: Kerugian Akibat Gempa Palu Tembus Rp.13,82 Triliun, yang Terbanyak Bukan di Infrastruktur

Pemkab juga sangat terbuka menerima para pengungsi tersebut di Bumi Batiwakkal. Karena Berau memiliki kedekatan erat dengan Kota Palu, terutama masyarakat pesisir selatan Berau yang banyak memiliki keluarga dari Palu.

Pemkab Berau juga siap menerima para pengungsi yang ingin menetap bersama keluarganya di Kabupaten Berau.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved