7 Fakta Kecelakaan Maut di Tangerang, 20 dari 23 Korban Masih Anak-anak hingga Dugaan Penyebab

Seorang saksi mata mengungkapkan, mobil bak terbuka yang terlibat kecelakaan maut di Tengerang itu oleng dalam kecepatan tinggi.

Editor: Doan Pardede
instagram @warung_jurnalis
Mobil Pick Up terbalik di Tangerang sebabkan 3 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka. 

Selain korban meninggal dunia, 20 santri lainnya menderita luka berat.

Kecelakaan yang Terjadi pada MotoGP 2018 Mencapai Ribuan, Jumlahnya Turun Ketimbang Tahun 2017

Kecelakaan, Truk Bergelantungan di Atas Jembatan Penyeberangan

5. Keterangan dari Kepolisian

Kasat Lantas Polres Metro Tangerang AKBP Ojo Ruslan mengatakan ada tiga santri meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal satu unit mobil pick up bernomor polisi B 9202 RV itu.

Mobil pick up yang mengangkut 23 santri Pesantren Miftahul Huda tersebut, hilang kendali hingga terbalik karena oleng dan menabrak dinding pembatas jalan.

"Tiga santri meninggal dunia. Ada yang meninggal di lokasi kejadian ada juga yang meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit," kata Ojo Ruslan.

Ojo Ruslan menuturkan, 20 santri yang lainnya menderita luka di sekujur tubuh dan harus mendapatkan perawatan insentif di sejumlah rumah sakit.

Sementara sopir berinisial RFA (18), saat ini juga sedang menjalani perawatan dan belum bisa dimintai keterangan.

"Sopirnya juga masih dirawat di Rumah Sakit Sari Asih Ciledug, kondisinya sudah sadar namun masih belum bisa dimintai keterangan," kata Ojo Ruslan pada awak media.

Saat ini, ketiga korban meninggal dunia berinisial AM (14), MH (16), dan S (15) telah dibawa oleh keluarganya masing-masing.

6. Kata Keluarga Korban

Tidak ingin kasus berkepanjangan, Keluarga korban kecelakaan maut yang merenggut tiga nyawa santri dari Pondok Pesantren Miftahul Huda di Cipondoh, Kota Tangerang ingin menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

Hal itu diucapkan langsung oleh Arief Ramdhani (37) dimana anak sulungnya Raka Al Harist (14) menjadi salah satu korban yang menerima luka cukup parah.

"Dari pihak keluarga, tidak ada tuntutan. Kita semua ini adalah keluarga dan menganggap semua yang terjadi karena kehendak Allah dan menganggap semua musibah," ujar Arief saat ditemui di Rumah Sakit Sari Asih Ciledug, Kota Tangerang, Senin (26/11/2018).

Ia menginginkan, kejadian yang memakan 20 korban luka berat dan ringan tersebut melalui cara kekeluargaaan. Sebab, sopir mobil pikap yang terguling tersebut juga merupakan santri ponpes Miftahul Huda.

"Tidak ada tuntutan sebisa mungkin kita selesaikan secara kekeluargaan karena semuanya santri di dalamnya termasuk sopirnya," sambung Arief.

Raka yang merupakan anak sulung dari Arief hingga saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Sari Asih Ciledug setelah mengalami patah tulang di lengan kanan dan kiri serta retak tulang pipi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved