Pernah Gerebek Pesta Seks Gay Tapi Orangnya Bebas, Polisi Dorong Terbitkan Perda LGBT di Balikpapan

Polres Balikpapan sebagai institusi keamanan mendorong pemerintah agar segera menerbitkan Perda khusus mengatur pesoalan LGBT.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Ir Hetifah saat diwawancarai media usai kunjungan kerja di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (29/11/2018). 

Kasus LGBT jadi trending topik bagi masyarakat Kaltim belakangan ini. Kelompok LGBT yang dianggap sebagian pihak memiliki kecendrungan orientasi seksual yang menyimpang, turut direspon wakil ketua komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.

Menurutnya, persoalan LGBT sebenarnya bukan semata pengaruh dari pendidikan.

Banyak faktor lain dalam kehidupan yang menyebabkan oknum maupun kelompok memilih keluar dari orientasi seksual umum.

"Bukan semata dari pendidikan. Banyak hal yang terjadi di dalam kehidupan yang perlu jadi refleksi," kata wakil rakyat fraksi Golkar.

Legislator perempuan dapil Kaltim ini menekankan tujuan pendidikan sesuai UU bukan hanya pada persoalan menciptakan generasi bangsa yang pandai semata. Pendidikan moral dan karakter dinilai jadi bagian penting yang tak terpisahkan.

"Bukan semata-mata membuat anak menjadi cerdas, tapi juga membangun keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia," tuturnya.

Namun dirinya menegaskan, bukan berarti oknum atau kelompok yang memiliki orientasi seksual yang berbeda diperlakukan dengan pendekatan kekerasan. Setidaknya warga juga menghormati hak dasar setiap warga negara.

Hasil SKD CPNS 2018 untuk PPATK, Kemenkumham, Kemenlu, & KemenBUMN! Cari Namamu di Link Berikut Ini

Resmi Hadir di Indonesia 14 Desember 2018, Segini Harga iPhone XS, XS Max, dan XR

"Bukan nerarti seseorang memiliki orientasi berbeda harus diperlakukan dengan pendekatan kekerasan, itu juga hal yang sama buruknya. Karena kita melakukan diskriminasi. Bahkan perilaku yang sifatnya intoleran juga adalah bagian pendidikan," jelasnya.

Merespon diamankannya salah satu oknum gay Balikpapan oleh pihak kepolisian, yang menjual jasa layanan plus-plus berkedok pijat, menurut Hetifah perlu jadi catatan penting.

Apalagi adanya indikasi kecendrungan kelompok LGBT menyasar anak-anak menjadi korban.

"Yang harus jadi catatan kita, bukan hanya di Kaltim, tapi seluruh Indonesia. Ke depan kita ingin membangun anak bangsa yang lebih mampu menjalankan nilai sesungguhnya. Nilai persatuan, nilai ketuhanan, nilai keadilan, serta nilai menyangkut demokrasi," urainya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved