BREAKING NEWS - Pria yang Diduga Alami Gangguan Jiwa Mengamuk, Kaca Mobil Warga Jadi Sasaran

Tidak behenti disitu saja, pria itu juga memukul mobil hingga kaca jendela mobil tersebut pecah.

Warga pun cepat merespon tindakan pria yang identitasnya belum diketahui itu.

Sejumlah warga memberanikan diri untuk mendekat dan mencoba menangkap.

Kendati mendapatkan perlawanan, namun karena kalah jumlah, akhirnya pria tersebut dapat dilumpuhkan.

Warga pun mengikat pria itu dengan menggunakan kabel hingga akhirnya kepolisian dari Polsek Samarinda Ulu datang untuk mengamankan pria diduga ODGJ itu.

"Kendaraan yang lewat dipukulnya, bahkan ada ibu-ibun naik motor yang sempat terkena pukulannya, termasuk satu mobil kacanya pecah," ucap Misran (31), warga Sempaja, Sabtu (12/1/2019).

Misran sendiri merupakan salah satu pengendara yang turut dalam penangkapan pria diduga ODGJ itu.

Bahkan jari tangan kirinya mengalami sedikit luka akibat perlawanan dari pria diduga ODGJ tersebut.

"Awalnya berempat yang mau nangkap, karena banyak warga yang sudah tahu kalau dia ini suka ngamuk ganggu orang. Akhirnya ramai-ramai nangkap dia. Tangan saya sedikit luka akibat nangkap dia tadi," ungkapnya.

"Kata orang-orang disekitar sini, sejak kemarin dia sudah terlihat berada di sekitar jalan ini," tambahnya.

Sementara itu, Adelia Raisa (17) siswi kelas XII SMA Negeri 5 Samarinda, pengendara mobil bernomor polisi KT 1804 WA mengatakan, sebelum mobilnya dipukul hingga pecah di sisi kiri bagian belakang, pria yang diduga ODGJ itu menghentikan mobilnya.

"Mobil saya diberhentiin, saya tidak sempat menghindar. Sebelum mukul mobil, dia sempat nanya, tapi tidak saya pedulikan. Saat itu mobil jalan pelan, dan saya coba menghindar, tapi langsung dipukul beberapa kali sampai pecah kaca samping," ucapnya.

"Saat itu saya mau pulang dari sekolahan untuk persiapan ulang tahun sekolah. Sehari-hari kalau pulang ke rumah memang lewat jalanan ini," ucap gadis berhijab itu.

Sementara itu, pria diduga ODGJ itu dibawa ke Mapolsek Samarinda Ulu untuk selanjutnya diantar ke rumah sakit jiwa, maupun diserahkan ke instansi terkait. (*)