Pemilu 2019
Jelang Pemilu, Potensi Peredaran Uang Palsu Berpotensi Meningkat; Begini Modusnya
Dibandingkan 2017, jumlah ini cenderung meningkat. Pemicunya adalah momentum politik pemilu serentak yang akan berlangsung April mendatang.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Peredaran uang palsu (upal) jelang pemilihan umum (pemilu), berpotensi meningkat.
Diketahui, 17 April 2019 nanti, Indonesia menggelar hajatan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) sekaligus.
Kondisi ini, diantisipasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim.
Berdasarkan catatan BI, temuan upal sepanjang 2018 lalu, lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Total temuan upal 2018 lalu mencapai 659 bilyet.
Sebagai pembanding, peredaran upal 2017 sebanyak 470 bilyet. Lebih rendah dibanding 2016 yang sebanyak 760 bilyet.
Baca juga:
BREAKING NEWS - Tanam Ganja di Rumah, Warga Balikpapan Diciduk Polisi
Piala AFF U-22 2019 - Singapura Mundur, Timnas U-22 Indonesia Kecewa
Pemprov Siapkan Perjanjian Kerja Sama untuk Lahan RSI
Bakal Kedatangan 2 Pemain Asing, Ini Bocoran dari Manajemen Persebaya Surabaya
Bontang Ujicoba Penerapan Sistem Ajar Berbasis Aplikasi, Guru Tak Lagi Menulis di Papan
Montir di Samarinda Meninggal Dunia; Saat Ditemukan di Kasur, Jenazah Dihinggapi Dua Ekor Ayam
Pecahan mata uang yang paling banyak dipalsukan yakni Rp100 ribu dan Rp50 ribu.
Meski demikian, ada pula pecahan di bawahnya yang dipalsukan. Pecahan terkecil yang dipalsukan yakni Rp5 ribu.