Soal Pelunasan Proyek Auditorium, Satu Yayasan di Samarinda Disomasi Kontraktor

Kuasa hukum CV Rimbawan Kencana, Abdul Rokhim membenarkan, telah melayangkan surat somasi sejak April 2018.

TRIBUN KALTIM/BUDHI HARTONO
Sebanyak 118 peserta yang calon Panitia Pemilih Kecamatan (PPK), mengikuti tes tertulis di Gedung Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Sejak April 2018, Yayasan Untag Samarinda disomasi kontraktor 

Soal Pelunasan Proyek Auditorium, Satu Yayasan di Samarinda Disomasi Kontraktor

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Yayasan Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Samarinda disomasi kontraktor CV Rimbayu Kencana. Somasi dilayangkan terkait tunggakan pelunasan pembayaran proyek pembangunan Auditorium dan Plaza di Komplek Untag Samarinda. 

Proyek tersebut dibangun sejak tahun 1994-1995, masih menyisakan tunggakan pelunasan pembayaran.

CV. Rimbawan Kencana sudah melayangkan surat somasi sejak April 2018. 

Meski Bayi di Pos Kamling Sangatta Telah Diadopsi, Polisi Tetap Proses Kasus Pembuangan Anak

Caleg Kasdi Akui Ajukan Pengunduran Diri sebagai ASN Juli 2018 Sebelum Penetapan DCT

Sekretaris Yayasan Untag Samarinda, Ahmad Zaini Anwar dikonfirmasi Tribun mengatakan, terkait tunggakan pelunasan dan pembayaran proyek tersebut, susah dijelaskan.

Alasanya, saat itu ia belum menjadi pengurus yayasan.

"Itu sepuluh tahun yang lalu. Saya kan baru disitu (Yayasan Untag). Susah menjelaskannya. Nggak ada relevansi saya untuk menjelaskan. Nanti salah menjelaskannya," kata Zaini, sapaan akrabnya kepada Tribun, Kamis (31/1/2019) sore.

Ditanya apakah benar Yayasan Untag belum melunasi pembayaran proyek auditorium dan plaza? Zaini menjawab tidak pasti.

"Bisa jadi, bisa tidak. Saya kan susah menjelaskannya," ujarnya. 

Mengintip Persiapan Tahun Baru Imlek di Klenteng Berusia 114 Tahun yang Ada di Samarinda

Sementara, kuasa hukum CV Rimbawan Kencana, Abdul Rokhim membenarkan, telah melayangkan surat somasi sejak April 2018 mempertanyakan tunggakan pelunasan proyek Auditorium dan Plaza di Untag Samarinda.

Rokhim menjelaskan, bahwa proyek tersebut dikerjakan tahun 1994 dengan pembangunan awal hanya gedung Auditorium di Universitas 17 Agustus 1945. 

"Nilai proyeknya Rp 1,75 miliar. Kemudian ada addendum kontrak dengan pembuatan plaza sehingga nilai kontrak berubah menjadi Rp 2,66 miliar, itu include auditorium dan plaza," jelas Rokhim, kepada Tribun, Kamis (31/1/2019).

Dari total nilai proyek itu, kata Rokhim, sudah dibayarkan untuk termin 1 sampai termin 4. "Nggak full. Masih sisa. Sisanya, yang belum dibayar itu termin ke 5 dan 6. Total yang belum dibayarkan saat itu Rp 1.239.456.500," ungkapnya. 

Seharusnya, lanjut dia, pembayaran termin ke 5 dan 6 ke Kontraktor CV. Rimbayu Kencana dibayar akhir tahun 1995, namun hingga kini belum dilunasi.

Rokhim mengatakan, kliennya sudah melayangkan surat somasi pertama bulan Apri 2018. Kemudian dilayangkan kembali surat kedua untuk mempertanyakan itikad baik pembayaran. 

"Kalau tidak ada itikad baik, minggu depan kita akan layangkan lagi somasi yang ketiga," tegas Rokhim.

Menurut dia, tunggakan pembayaran atau pelunasan proyek itu, bakal diakumulasikan hingga tahun berjalan.  

"Itukan seyogyanya kurangnya Rp 1,23 miliar. Dari kekurangan itu dibayar baru 100 juta oleh Yayasan Untag. Sehingga kalau dikalkulasikan kurangnya sekitar Rp 1,13 miliar. Itu tunggakan pokoknya saja," katanya. 

Sementara, Rokhim meyebutkan, kliennya menanggung beban bunga dari bank yang cukup tinggi. Sehingga akumulasi tunggakan termasuk beban bunga bank.

"Jadi sudah kita hitung dengan total akumulasi bunga bank selama dari tahun 1995 sampai 2018 sekitar Rp 44 miliaran. Kita punya perhitungannya. Dari sisa pembayaran itu diakumulasikan selama 19 tahun 9 bulan. Itu belum termasuk sisa pembayaran yang pokok (Rp 1.239.456.500)," beber Rokhim.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved