Tribun Wiki
Jadi Komoditas Hasil Pertanian yang Dibudidayakan Petani Balikpapan, Ini Asal Usul Buah Naga
Buah Naga menjadi salah satu komoditas hasil pertanian di Kota Balikpapan, berikut penjelasan mengenai asal usul buah ini
Penyebaran buah naga bisa sampai ke Asia berawal pada tahun 1870 saat orang Perancis dari Guyana Amerika Selatan membawa tanaman buah naga ke Vietnam sebagai tanaman hias.
Orang Vietnam dan China menganggap buah ini pembawa berkah. Kemudian buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar.
Warna merah buah naga yang mencolok di antara naga-naga berwarna hijau dari kedua patung itu, kemudian munculah nama Buah Naga atau Thang Loy.

Baca: Pengusaha UMKM Siap Tawarkan Olahan Buah Naga ke Timur Tengah
Kemudian Thang Loy diterjemahkan di Eropa dengan nama Dragon Fruit (Buah Naga).
Sejak saat itulah buah naga mulai dibudidayakan di negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri bunga dan buah. Kulit buah naga berwarna merah menyala untuk jenis daging buah yang berwarna putih dan merah.
Di sekujur kulit buah naga dipenuhi pula dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan sebagai sisik naga, yang juga menjadi asal usul buah ini disebut buah naga.
- Manfaat Buah Naga
Buah naga yang memiliki rasa manis segar dan sedikit asam ini kaya akan serat, vitamin dan mineral yang mampu mencegah berbagai macam penyakit, mengurangi tekanan emosi dan mampu menetralkan racun dalam darah.
Berdasarkan penjelasan Prof Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB, yang dilansir TribunKaltim.co dari Kompas.com berikut sejumlah manfaat jika rutin memakan buah naga.
Kaya Serat
Kandungan serat pada buah naga sangat baik, mencapai 0,7-0,9 gram per 100 gram.
Serat sangat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol.
Di dalam saluran pencernaan serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja.