Pilpres 2019
Terus Didesak, Mahfud MD Sebut 3 Pola Gerakan yang Ingin Kacaukan Pemilu 2019
Mahfud MD menyebut ada tiga gerakan terpola yang mau mengacaukan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
AC Milan Vs Empoli - Gennaro Gattuso Kembali Puji Performa Gemilang Krzysztof Piatek, tapi . . .
Manchester United Vs Liverpool - Bek Muda The Reds Korbankan Persahabatan Demi Gengsi Lawan MU
"Masak ada orang iseng sama polanya, sampai pada saat itu dua minggu lalu, saya ketemu Kapolri sudah ada 2 kasus."
"Setiap saat bertambah, itu kan gerakan pengacau pemilu, dengan pola yang sama seperti itu" ungkap Mahfud MD.
Kedua, gerakan yang mengcaukan gerakan pemilu adalah berita hoaks.
"Berita hoaks, sudah jelas berita bohong, tapi disebar-sebarkan, sampai rakyat di bawah bertanya, benar enggak nih, bahaya nih," bebernya.
"Kalau begini caranya, enggak ada gunanya itu pemilu, karena katanya pemenangnya sudah ditentukan dengan dicoblosnya 7 kontainer (surat suara)," tambah Mahfud.
"Itu kan berita hoaks, tidak ada gunanya itu pemilu, karena Pak Ma'ruf Amin diganti di tengah jalan dengan Ahok, tidak ada dasarnya," ungkapnya.
Sementara yang ketiga, adalah isu bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) seolah didikte oleh pemerintah.
"Misalnya, selalu KPU itu disalah-salahkan, dikatakan KPU itu antek pemerintah, KPU itu didikte oleh pemerintah. Padahal pemerintah tidak pernah menyentuh KPU, yang membuat KPU itu dulu kan DPR, mereka pilih sendiri."
"Kemudian dituduh KPU membuat kisi-kisi atas permintaan pemerintah, sesudah diadu, terbuka, ternyata kedua pihak yang minta agar kisi-kisi debat itu dibuat oleh KPU atas mereka. Lalu menyalahkan KPU, sesudah ketahuan bahwa itu adalah kesepakatan kedua pihak lalu semuanya merasa sama-sama malu," ucapnya, dikutip dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi, Jumat (22/2/2019).
Ia lalu mencontohkan protes yang dilayangkan kepada KPU yang meminta agar debat kedua tak ada kisi-kisi pertanyaan untuk capres.
Menurutnya, hal-hal seperti itu yang nantinya dapat meruntuhkan kredibilitas pemilu.
"Lha ini kan orang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal sehat, itu pada akhirnya akan meruntuhkan kredibilitas pemilu kita," ucap Mahfud MD.
