Lima Hal Makam Tua Belanda Asrama Bukit Balikpapan, Wabah Malaria Sampai Kuburan Rusak Berlumut
Di Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur ada makam tua Belanda di Asrama Bukit. Era Perang Dunia II Balikpapan sudah dikoloni Belanda dan Jepang.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Budi Susilo
Kondisi makam pun sudah ada yang hancur, longsor, pinggiran liang kubur ada yang retak hingga sampai terbongkar.
Imbauan Ketua Komunitas Balikpapan Tempoe Doloe, Rachmad Rafael, setiap orang yang ingin berkunjung ke makam tua zaman Belanda ini sebaiknya mengolesi kulit tubuh dengan lotion anti nyamuk.
Di lokasi area makam banyak sekali nyamuk kebun. Jika ingin nyaman tidak gatal-gatal ada baiknya gunakan pakaian yang serta tertutup atau memakai lotion anti nyamuk.
2) Wujud fiksik makam sudah kusam, bagian nisan sampai pinggiran liang kubur sudah berlumut.
Ketua Komunitas Balikpapan Tempoe Doloe, Rachmad Rafael, menuturkan, semestinya makam Belanda harus terawat. Layak makam pada umumnya.
Pihak keluarga keturunan si jenazah sejauh ini juga belum pernah ada yang datang dan sementara belum diketahui.
Jelaskan Soal UU ITE di Era Era SBY, Mahfud MD Diprotes Keras Andi Arief: Keliru Prof
Sosok Andovi, Pemeran Hardi di Dilan 1991 yang Tikung Cinta Milea dari Dilan
Dilan 1991 Tayang Hari Ini, Ada Sosok Hardi di Tengah Percintaan hingga Cara Dapat Tiket Promo
Makam peninggalan Belanda Ini bagian dari zaman silam yang menjadi saksi keberadaan pengaruh pemerintahan Hindia Belanda di Kota Balikpapan.
Jika makam terawat dan rapih pastinya bisa jadi wisata sejarah Perang Dunia di Kota Balikpapan.
Kan bagus, dibuat konsep wisata sejarah, berkeliling ke tempat-tempat saksi bisu suasana Perang Dunia. Nah, Kota Balikpapan sendiri ada banyak titik.

3) Nisan makam banyak menggunakan bahasa Belanda.
Seperti di antaranya tulisan "Hier Rust Onze, Geliefde Dochtertje." Arti dari bahasa Belanda ini jika diartikan ke bahasa Indonesia berarti "Beristirahat di sini, Putri tercinta."
Mereka yang dimakamkan kebanyakan adalah orang-orang nusantara yang telah bercampur baur dengan budaya Belanda.
Namanya ada campuran seperti di antaranya ada Manado Belanda, Maluku Belanda. Seperti di antaranya ada nama Rolly Filma Supit dan Jeanette Martha Brodie Papilaja.
4) Jenazah yang dikuburkan paling banyak adalah usia balita dan anak-anak.
Saat dikonfirmasi kepada Sunaji Kepala Seksi Cagar Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wilayah Kota Balikpapan, melalui pegiat budaya Hery Susanto, menyatakan, makam dihuni usia balita dan anak-anak.