Ledakan Mortir Peninggalan Zaman Perang Dunia II, TNI Tutup Jalan Sangatta Bengalon
Benda mortir peninggalan Perang Dunia II di Kutai Timur. Pihak Kodam VI/Mulawarman & Kodim 0909/Sangatta meledakan mortir peninggalan Perang Dunia II.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
Penemuan mortir yang diperkirakan berdiameter bawah 90 cm, ujung atas 45 cm, dengan panjang 180 cm, ditemukan Handoko (38) warga sekitar.
Bahkan, sebelum mortir diledakan, Kamis (31/1/2019) lalu, Den Pal (Peralatan) Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) mendatangi langsung temuan mortir tersebut, guna melakukan identifikasi.
Pihaknya mengungkapkan, mortir tersebut bukanlah berasal dari TNI, namun besar kemungkinan dari perang dunia ke II.
"Jenis bom ini bukan berasal dari TNI AD, AU, maupun AL, kemungkinan besar berasal dari era perang dunia II," ucap Danden Pal Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), Letkol CPL Fiari; melalui Mayor Slamet Hariyanto, staf ahli bahan peledak.
Pihaknya menilai, mortir tersebut kerap digunakan untuk menghancurkan markas musuh yang diluncurkan melalui pesawat.
"Ini adalah peledak tipe anti personel yang biasanya diluncurkan oleh pesawat untuk meledakkan markas musuh, mungkin pada waktu itu di lokasi ini disinyalir merupakan markas persembunyian," jelasnya. (*)
Makam Tua Belanda era Perang Dunia Dua
Di balik pemakaman umum Asrama Bukit Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, ternyata terdapat makam tua era pemerintahan Hindia Belanda.
Keberadaan makam tua ini berada di bagian belakang paling pojok pemakaman umum Asrama Bukit Kota Balikpapan.
Saat Tribunkaltim.co mengkonfirmasi kepada Sunaji Kepala Seksi Cagar Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wilayah Kota Balikpapan, melalui pegiat budaya Heri Susanto, Senin (18/2/2019) pagi.
Ia menjelaskan, makam tua tersebut bisa dikatakan merupakan peninggalan zaman Hindia Belanda telah berlangsung lama, sebelum adanya lahir negara Republik Indonesia.

Posisi makam tua sudah tidak terawat telah banyak yang hancur. Kata dia, dilihat dari ciri fisik makam tua pada batu nisan ada keterangan informasi meninggalnya jenazah di makam tua.
“Kami amati yang meninggal dunia itu pada era tahun 1945, pas zaman mau ada kemerdekaan Republik Indonesia. Balikpapan masih berada dalam genggaman pemerintahan Hindia Belanda,” kata Heri.
Ia menjelaskan, berdasarkan kesaksian mata dari beberapa orang tua terdahulu, tidak jauh dari kawasan makam tua Hindia Belanda terdapat sebuah rumah sakit yang dibangun oleh Hindia Belanda.
Ada beberapa pasien yang kebetulan orang campuran Belanda dengan suku-suku yang ada di Nusantara meninggal dunia di rumah sakit lalu dikuburkan di tempat yang dekat dengan rumah sakti.