Pemerintah Minta Maskapai Turunkan Tarif Tiket, di Kaltim Harga Tiket Pesawat Malah Naik
Harga tiket pesawat turun per 1 April ternyata masih kabar kabur alias belum dilaksanakan oleh sejumlah maskapai.
Calon penumpang, Rachmat Kurniawan, mengatakan biasanya harga tiket Lion Air untuk penerbangan Surabaya-Kendari berkisar Rp 700 ribuan. Namun saat ini, Ia kebingungan untuk pulang ke Kendari, lantaran harga tiket Surabaya -Kendari terbilang lebih mahal dari biasanya.
"Kemarin saya cek untuk pulang besok (2/4) harganya sudah Rp 1 jutaan. Makanya bingung ini. Ya mau tidak mau dibeli juga, daripada tidak pulang," ujar Wawan yang juga seorang mahasiswa di Surabaya.
Sementara, Dhani Muhammad, karyawan swasta di Balikpapan, yang berencana akan liburan ke Yogyakarta, menuturkan, harga tiket Balikpapan-Yogyakarta terbilang mahal jika dibandingkan tahun lalu.
"Saya biasanya ke Jogja Rp 600-800 ribuan. Kemarin saya cek di Traveloka, harga tiket Balikpapan-Jogja sudah Rp 1,2 jutaan untuk Juni," ujarnya.
Bukan Akal-akalan
Penurunan harga tiket pesawat per 30 Maret lalu tampaknya belum dirasakan travel agen di Kaltim. Pasalnya, pada sistrm ticketing, harga yang tertera masih harga mahal. Hal ini diungkapkan Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Samarinda, I Gusti Bagus Putra, Senin (1/4/2019).
"Di pemberitaan awal April sudah turun. Tapi di sistem ticketing belum ada yang turun. Mungkin belum diubah," kata Putra.

Putra berharap, penurunan harga tiket ini bukan sekadar akal-akalan perhitungan maskapai. Yang dimaksud Putra, harga tiket saat ini merupakan kenaikan 100 persen dari harga tiket. Penurunan harga tiket harusnya kembali seperti semula.
"Harga tiket yang sekarang inikan naik 100 persen dibandingkan harga awal 2018 lalu. Kalau penurunannya hanya 50 persen, berarti masih mahal 50 persen. Ya masih kurang lebih saja," kata Putra.
Penurunan harga tiket, lanjut Putra, juga masih tergantung rute. Bukan penurunan secara menyeluruh di semua rute penerbangan.
"Di daerah lain harga tiket sudah ada yang turun. Tapi di Kaltim, baik bandara Samarinda maupun Balikpapan, belum. Apalagi untuk rute gemuk seperti Kaltim-Jakarta atau Surabaya, harga masih sama," kata Putra.
Pemerintah daerah di Kaltim, menurut Putra, harus memperjuangkan agar harga tiket untuk penerbangan dari dan ke Kaltim bisa normal kembali. Penurunan harga tiket akan berdampak langsung terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
"Daerah lain sudah turun. Kita belum turun. Tiket turun, orang banyak berkunjung. Mereka perlu hotel, makan, dan lain-lain yang semua itu ada pajak untuk daerahnya," katanya lagi.
Selain itu, dampak pariwisata yang bergairah, akan dirasakan langsung masyarakat. "Dampaknya langsung pada kesejahteraan masyarakat, dari lapisan bawah sampai atas. Bukan segelintir orang," jelasnya. (m04/rad)