Pilpres 2019

Update Data Indeks Kerawanan Jelang Pencoblosan, Papua Daerah Paling Rawan saat Pemilu

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI kembali memutakhirkan data Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tahun 2019 jelang delapan hari menuju hari pencoblosan

Editor: Sumarsono
Instagram/kpu_ri
Simulasi penghitungan suara di lingkungan KPU RI untuk Pemilu 2019, Selasa (12/3/2019) 

"Peristiwa di dua wilayah itu pasti berkaitan dengan politik karena keduanya adalah basis suatu partai politik," ujarnya.

Karyono pun mengingatkan adanya ancaman penerapan propaganda ala Rusia di Pemilu 2019 seperti pada kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton dalam Pemilu Amerika Serikat.

"Kalau itu berhasil di Indonesia maka akan menjadi role model sehingga menjadi ancaman demokrasi serta peradaban," pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengingatkan semua pihak untuk menyiapkan diri menghadapi potensi kegaduhan pascahari pencoblosan Pemilu 2019.

Potensi kegaduhan itu menurutnya bisa dipicu selisih suara yang sedikit di antara pasangan capres dan cawapres yang akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK).

SIMULASI PENGAMANAN PEMILU - Mobil Watercanon Detasemen B Pelopor Brimob Polda Kaltim bersama Pasukan Anti Huru Hara Yonif 611/Awang Long memukul mundur massa demonstran saat simulasi pengamanan Pemilu di Mayonif 611/Awang Long, Loa Janan, jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin (18/2/2019)
SIMULASI PENGAMANAN PEMILU - Mobil Watercanon Detasemen B Pelopor Brimob Polda Kaltim bersama Pasukan Anti Huru Hara Yonif 611/Awang Long memukul mundur massa demonstran saat simulasi pengamanan Pemilu di Mayonif 611/Awang Long, Loa Janan, jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin (18/2/2019) (TRIBUN KALTIM / NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

"Selisih suara yang sedikit itu bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk membuat kegaduhan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan masih adanya potensi narasi ujaran kebencian, hoaks hingga politik identitas yang membawa SARA (suku agama ras dan antar golongan). "Apalagi adanya potensi mengangkat narasi kalau kalah berarti dicurangi," tegasnya.

Ia kemudian meminta masyarakat untuk tak cemas dan menyerahkan sepenuhnya masalah keamanan kepada pihak yang berwajib.

"Kekuatan TNI, Polri, dan BIN cukup untuk mengamankan Pemilu, yang penting cegah golput untuk tingkatkan partisipasi serta perlu adanya ketegasan penyelenggara Pemilu dalam menjalankan aturan," pungkasnya. (tribun network/gta/zal/wly)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved