Berita Eksklusif
Caleg tak Lolos ke Parlemen Minta Kembali Uang DP, Kaget Pemilih Beralih Jelang Pencoblosan
Proses rekapitulasi suara hasil Pemilu serentak 2019 masih berlangsung di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Sebagai pendatang baru, ia mengaku lebih memilih kampanye blusukan menyapa warga dan penyebaran alat peraga kampanye, ketimbang menggunakan politik uang. Kampanye turun langsung ke masyarakat, dia intensifkan sejak mendekati Pileg.
"Kampanye lebih banyak bertemu dengan masyarakat langsung. Saya tidak bagi-bagi uang (politik uang)," ucapnya.
Walaupun, merasa tak lolos ke DPRD Kaltim, ia mengaku tak terlalu ingin dibawa perasaan kecewa dan mencoba bersikap biasa saja dan legowo.
"Kecewa berlebihan tidaklah, banyak juga wajah baru yang lolos. Ada juga incumbent yang tak berhasil duduk kembali. Kalau dibilang kecewa, lebih kecewa mereka lah. Kami legowo," kata NM.
Iang ia sesalkan, adalah di beberapa hari jelang pemilihan, ia mendapat informasi, di basisnya, ada dugaan politik uang yang mempengaruhi suara pemilih beralih ke partai lain.
Bahkan, yang lebih ia sesalkan, disinyalir politik uang ini menjangkiti generasi millennial yang digadang-gadang menjadi pemilih cerdas.
Pengalaman kegagalan ini menambah pengalamannya soal seluk beluk pencalegan. Di mengaku tak kapok maju di pileg 2024 nanti.
Caleg lainnya, yang meminta namanya disamarkan bertarung di Dapil Kukar II, meliputi Tenggarong Seberang, Sebulu dan Muara Kaman mengaku ditugaskan partai membantu meningkatkan suara.
KPU Berau Pastikan Pemilu Susulan Digelar 27 April 2019
Wali Kota Balikpapan Sepakat Pileg dan Pilpres Dipisah, Ini Alasannya.
Tak Ingin Jatuh Korban, Polres PPU Periksa Kesehatan Anggota dan Petugas Rekapitulasi Suara
Pria 31 tahun yang mengaku bermodal minim ini lebih mengandalkan kemampuan organisatoris meyakinkan massa yang ia peroleh saat 7 tahun menimba ilmu di FISIP Universitas Mulawarman.
Setidaknya, ada 69 titik perkampungan dan dusun yang sudah ia singgahi. Di beberapa titik yang ia singgahi, sebagai bentuk kenang-kenangan, ia memberikan sumbangan mesin pompa air, seragam voly, rebana dan pengeras suara pada warga.
"Kenang-kenangan buat warga juga saya bagikan 1 kontainer isi 10 ribu mug pada warga. Ya, 100 juta lah, habisnya" katanya, Selasa (23/4).
Namun, lagi-lagi hasil berkata lain. Di beberapa dapil yang ia datangi, timnya melaporkan, banyak warga yang beralih pilihan dan menggerus basis massa yang ia bangun selama 8 bulanan. Mereka tergiur iming-iming dan dugaan pemberian kompetitor.
Meski begitu, ia mengaku, belum sepenuhnya, mengantongi semua data C1 sehingga belum mengetahui berapa estimasi sementra suaranya. (m05/dro/ink)