Pilpres 2019
42 Alumni Perguruan Tinggi Gelar Pertemuan Tertutup dengan Jokowi, Siap Bila Ditunjuk jadi Menteri
Koordinator Nasional Komunitas Alumni Perguruan Tinggi pendukung Jokowi, Aramsyah, menyebut ada 42 orang alumni yang diundang bertemu Kepala Negara.
TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo bertemu dengan para alumni perguruan tinggi yang mendukungnya di pemilihan presiden 2019.
Pertemuan berlangsung tertutup di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Koordinator Nasional Komunitas Alumni Perguruan Tinggi pendukung Jokowi, Aramsyah, menyebut ada 42 orang alumni yang diundang bertemu Kepala Negara.
"Ada 42 orang dari semua perguruan tinggi dari ujung timur dan barat. Alumni perguruan tinggi dan alumni SMA yang mendukung Pak Presiden. Relawan dari sisi alumni perguruan tinggi," kata Aramsyah usai pertemuan, Selasa petang.
Aramsyah yang merupakan alumnus ITB ini menyebut, dalam pertemuan tersebut para alumni memberi banyak masukan.
Salah satunya terkait bagaimana pemerintah seharusnya menangani gerakan radikalisme.
"Kalau dulu kita di 80-an mungkin dianggap orang radikal, yang kita komplain persoalan kepemimpinan yang tak efektif dan amanah. Tapi hari ini mereka ini melakukan sesuatu yang membahayakan sendi berbangsa bernegara. Jadi pesan kami ke Presiden, tolong kali ini enggak masalah lah kita lebih tegas untuk negara," kata Aramsyah.
Aramsyah menyebut setelah pertemuan dengan Jokowi, para alumni akan melakukan forum group discussion (FGD).
FGD itu lalu akan dituangkan dalam kertas kerja sebagai masukan konkret untuk pemerintahan Jokowi.
Saat ditanya apakah para alumni ini juga bersedia membantu pemerintah dari dalam lewat posisi menteri atau komisaris BUMN, Aramsyah menjawab bahwa mereka selalu siap apabila ditugaskan oleh Presiden.
"Kalau ditugasin sama Presiden ya kita siap-siap saja. Tapi kita tidak berpretensi. Intinya kita mengawal janji presiden lima tahun ke depan," kata dia.
Baca juga :
Bila Kubu 01 Terus Bully 02, Faldo Maldini Khawatir Jokowi Terbebani Jika Kembali jadi Presiden
Jokowi Ungkap Peluang Aktivis 98 Masuk Kabinet, Aktivis 98 Sebut Nama Adian
Nama Adian Napitupulu disebut
Nama politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu diserukan saat Presiden Jokowi menyinggung soal jabatan menteri saat menghadiri acara Aktivis 98.
Jokowi menghadiri acara halal bihalal Aktivis 98 di Jakarta, Minggu (16/5/2019).
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan beberapa hal.
Termasuk soal jabatan menteri di Kabinet Kerja.
Mulanya, Jokowi bicara soal kemungkinan dirinya terpilih kembali untuk terpilih sebagai presiden untuk pemerintahan lima tahun ke depan.
Dikatakannya, jika terpilih lagi, Jokowi tidak memiliki beban apa pun.
"Saya dalam lima tahun ke depan Insya Allah sudah tidak memiliki beban apa-apa. Jadi keputusan-keputusan yang miring-miring, yang itu penting untuk negara ini, akan kami kerjakan. Karena saya sudah tidak memiliki beban apa-apa," ujar Jokowi seperti
dilansir dari Kompas.com.
Jokowi pun mengajak seluruh pihak untuk memberi masukan apa saja yang masih harus dikerjakan.
Begitu juga dengan hal apa saja yang harus diselesaikan ke depan.
Di sisi lain, Jokowi mengatakan bahwa akivis 98 adalah pelaku sejarah.
Menurutnya, sebagai besar dari aktivis 98 telah mengisi jabatan-jabatan di DPR hingga Kepala Daerah.
Namun, kata Jokowi, ada satu jabatan yang belum pernah diisi oleh aktivis 98.
"Saya lihat di menteri belum," kata Jokowi.
Ucapan Jokowi itu lantas disambut tepuk tangan para aktivis 98.
Baca juga :
Ada Jatah Menteri Bila PAN dan Demokrat Gabung ke Jokowi? Ini Kata Maruf Amin dan Airlangga Hartarto
Majelis Tinggi PD Bantah Koalisi Perlu Bubar, Soroti Cuitan Rachland Nashidik: Mau Jadi Menteri?
Tak lama, nama Adian Napitupulu pun disebut-sebut dalam acara itu.
"Adian, Adian, Adian."
Tampak Adian Napitupulu pun tersenyum namanya disebut-sebut saat Jokowi bicara soal kursi menteri.
Jokowi sontak menanggapi teriakan tersebut.
Menurut Jokowi, bukan hal yang tidak mungkin bagi aktivis 98 termasuk Adian Napitupulu dapat mengisi kursi menteri.
"Bisa saja, kenapa tidak," terang Jokowi.
Bahkan, lanjut Jokowi, jabatan seperti di duta besar atau BUMN pun dapat diisi oleh para aktivis 98.
"Dengan kemampuan yang ada bisa saja misalnya, tidak hanya di menteri, bisa saja di duta besar, bisa saja di BUMN," katanya.
"Tetapi saya selalu melihat bahwa yang bersangkutan memang memiliki kapasitas memiliki syarat yang sering saya sampaikan," tambah Jokowi.
Jokowi Buka Peluang Sandiaga Uno Masuk Kabinet Kerja Jilid II, Bagaimana AHY? Ini Penjelasannya
Capres Petahana Joko Widodo (Jokowi) angkat suara soal isu Sandiaga Uno masuk dalam kabinet kerja jilid II.
Belakangan ini Sandiaga Uno memang ramai diisukan masuk dalam daftar kabinet kerja jilid II periode 2019-2024.
Menanggapi hal itu, Jokowi mengatakan pihaknya belum bicara hingga sedetail itu.
Jokowi menjelaskan bahwa saat ini masih menunggu proses di Mahkamah Konstitusi (MK).
Sebagaimana diketahui bahwa pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandi memutuskan mengajukan gugatan hasil pilpres ke MK.
Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 sendiri telah memenangkan pasangan Jokowi-Maruf Amin.
Seiring berjalan waktu, Jokowi pun dikabarkan telah menyusun kabinet kerja jilid II.
Beberapa nama pun muncul termasuk Sandiga Uno.
Namun, Jokowi memastikan bahwa hingga saat ini pihaknya belum membahasnya lebih jauh lagi.
"Kita ini belum bicara sedetail itu, belum sejauh itu," ujar Jokowi seperti dilansir dari tayangan YouTube iNews TV, Rabu (29/5/2019).
"Kita masih menunggu proses di MK," sambungnya.
Selain itu, lanjut Jokowi, pihaknya juga masih belum memikirkan apakah perlu dibentuk kementrian baru atau tidak.
"Kemudian siapa yang mengisi ini masih dalam proses, tapi yang jelas sebelum 20 Oktober saya kira sudah ada bayangannya," jelas Jokowi.
Di sisi lain, Jokowi sendiri tak menutup kemungkinan jika Sandiaga Uno akan masuk dalam Kabinet Kerja jilid II.
Begitu juga dengan Komandan Kosgama Partai Demokrat Agus Yudhoyono (AHY).
"Kenapa tidak?" kata Jokowi.
"Saya terbuka untuk siapapun bersama-sama bekerjasama memajukan negara ini," terangnya.
"Siapa pun partai di luar koalisi, saya terbuka, asal memiliki visi yang sama," tambahnya.
Sebelumnya, Sandiaga Uno sendiri membantah mendapatkan tawaran jabatan dari kubu Jokowi-Maruf.
Hal itu sekaligus membantah pernyataan Koordinator Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Ke saya sih enggak ada. Nanti mungkin bisa dicek ke Pak Prabowo, tapi ke saya enggak ada tawaran sama sekali," ungkap Sandiaga Uno ditemui usai menghadiri acara di Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan pihaknya masih fokus menyelesaikan proses pemilu hingga ke tahap akhir.
"Saya yakin semua pihak masih menahan diri karena ini kan bukan tentang bagi-bagi jabatan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Dahnil menyebut Prabowo-Sandi ditawarkan jabatan politik.
"Banyak sekali tawaran-tawaran jabatan ke Prabowo, Bang Sandi. Bang Sandi berulang kali menyebutkan bahwa ia tidak akan tertarik dengan tawaran-tawaran jabatan," kata Dahnil, Kamis (23/5/2019).
Jokowi Buka Suara Soal Bagi-bagi Jatah Menteri di Kabinet Mendatang
Diwartakan sebelumnya, sosok Joko Widodo alias Jokowi membuat pembawa acara terpingkal saat menjawab pertanyaan soal bagi-bagi jatah menteri di kabinetnya.
Hal tersebut terjadi saat Jokowi menjadi narasumber di program acara wawancara ekslusif merajut kembali persatuan bangsa dilansir TribunJakarta.com pada Minggu (26/5).
Di acara tersebut, Jokowi mendapatkan sejumlah pertanyaan terkait hasil Pilpres 2019.
Sebagaimana diketahui, Jokowi telah memenangkan hasil Pilpres 2019 berdasarkan rekapitulasi suara yang dilakukan KPU.
Dengan menangnya Jokowi berdasarkan rekapitulasi suara maka bisa diartikan sosok Jokowi akan memimpin Indonesia dalam 2 periode.
Adanya kemenangan itu juga tersebar isu mengenai jatah-jatah menteri di kubu Jokowi.
Menanggapi isu yang beredar tersebut, pembawa acara lantas menanyakan kebenarannya.
"Ada beberapa pihak yang merasa sudah mendukung Pak Jokowi dan memenangkan bapak, sudah menyampaikan dan mengharapkan posisi di pemerintahan atau jatah menteri nih pak. Bagaimana tanggapan bapak?" tanya pembawa acara.
Sesaat setelah mendapatkan pertanyaan tersebut, ayah anak tiga itu tampak tertawa.
Lantas Mantan Wali Kota Solo itu menyatakan, pihaknya belum membicarakan terkait berbagai posisi menteri di forum koalisi.
Jokowi menegaskan, posisi pembagian menteri akan dibahasnya setelah dirinya benar-benar dilantik sebagai presiden terpilih.
"Belum sama sekali kita membicarakan di forum koalisi. Setelah dilantik mungkin baru membicarakannya," jelas Jokowi.
"Mungkin ada pihak yang berharap pak?" tanya pembawa acara.
"Enggak usah tergesa-gesa," jawab Jokowi.
Sontak reaksi Jokowi tersebut membuat pembawa acara terpingkal.
"Ya tapi kalau bicara saja enggak apa-apa," sambungnya.
Ditanya Soal Bagi-bagi Jatah Menteri, Reaksi Jokowi Buat Pembawa Acara Terpingkal
"Jadi harapan didengar dulu ya?" tanya pembawa acara.
"Ya enggak apa-apa, keinginan dan masukkan juga boleh," aku Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga menjawab mengenai wacana zaken kabinet di pemerintahannya nanti.
Menurut Jokowi, ia tak membedakan antara profesional dan kubu partai yang nantinya mengisi kabinet.
Jokowi mengungkapkan, yang paling terpenting mereka memiliki kapasitas, manajerial dan integritas.
"Jadi kita enggak usah bedakan antara profesional dan partai," tegas Jokowi.
Subscribe official Channel YouTube:
BACA JUGA:
Sandra Dewi Hamil Besar tapi Unggahannya Ini Bikin Protes Rekan Selebriti Lain, 'Still Size S'
Hary Tanoesoedibjo Dikabarkan Beli Rumah Seharga Rp 119 Triliun Milik Donald Trump di Beverly Hills
Isu Polri Bakal di Bawah Kementerian, Mantan Kapolda Kaltim Ini Usul Kalau Mau Buat Kementerian Baru
Cemburu, Pria Ini Bakar Istrinya Hidup-hidup, Sempat Dirawat Tapi Akhirnya Meninggal Dunia
Sama-sama Menderita Penyakit Mematikan, Jody Super Bejo Ajak Agung Hercules Saling Mendoakan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Bertemu Alumni Perguruan Tinggi yang Mendukungnya di Pilpres"