Waspada Demam Berdarah Dengue, bisa Renggut Nyawa Penderita
Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah di Kalimantan Timur terus bertambah.
Penulis: Mir | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah di Kalimantan Timur terus bertambah. Bukan hanya mereka harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, namun juga sejumlah penderita harus kehilangan nyawa atau meninggal dunia.
Seperti di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Sejak Januari sampai Juni lalu, Dinas Kesehatan telah mencatat sebanyak 144 warga yang terkena penyakit DBD. Bahkan kasus ini mengalami peningkatan drastic sampai tiga kali lipat dibandingkan tahun 2018 lalu yang hanya tercatat 46 kasus atau penderita.
Tahun 2019 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten PPU mencatat 39 kasus pada bulan Januari, 55 kasus pada bulan Februari, 18 kasus pada bulan Maret, 7 kasus pada April, 13 kasus pada bulan Mei dan 12 kasus pada bulan Juni.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, dr Eka Wardhana, menyebutkan, perkembangan biakan nyamuk penyebab DBD 'aedes aegypti' meningkat pada musim pancaroba.
"Dipengaruhi iklim dan perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Hujan dan panas yang berubah-ubah ini yang menyebabkan adanya peningkatan (perkembangbiakan nyamuk)," katanya, Minggu (30/6/2019).
Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, melihat kasus yang meningkat tersebut, menginstruksikan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk mengaktifkan gerakan Jumat bersih.
Yakni setiap Jumat, dilakukan pemberantasan sarang dan jentik-jentik nyamuk.
"Selain itu, masyarakat diimbau untuk terus melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan menjaga kebersihan. Itu yang paling ditekankan," lanjutnya.

Masyarakat diminta aktif bergotong royong. Sebab pasca hujan lebat, air banyak tergenang bahkan menyebabkan banjir.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat rawan terjangkit DBD.
"Kalau fogging, sekarang mesti ada penelitian epidermologi-nya (PE). Jadi diidentifikasi daerah tersebut memang ada nyamuk, baru diturunkan tim untuk fogging. Yang paling penting adalah PSN tadi, harus ada angka bebas jentik dan melaksanakan 3 M plus," ucapnya.
Sementara itu, di Kota Balikpapan menyakit ini juga mulai diderita warga. Bahkan warga harus kehilangan nyawa. Seperti yang dialami Nadita Rachel 11 tahun, warga RT 4 Kelurahan Gunung Samarinda, Kampung Timur, Kecamatan Balikpapan Utara kehilangan nyawanya karena terjangkit virus demam berdarah dengue (DBD).

Nadita Rachel tak sendiri, dua saudaranya yang tinggal satu rumahnya pun terkena virus DBD. Namun, sayang nyawa Nadita Rachel tak tertolong.
Siswa kelas V SD 030 Balikpapan Utara ini sudah sakit sejak hari pertama Lebaran Idul Fitri 1440 H. Setelah tujuh hari mengalami demam barulah orangtua membawanya ke rumah sakit.
Sayang, nyawanya tak tertolong. Nadita Rachel meninggal karena terlambat mendapat penanganan medis.