Waspada Demam Berdarah Dengue, bisa Renggut Nyawa Penderita

Jumlah penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah di Kalimantan Timur terus bertambah.

Penulis: Mir | Editor: Mathias Masan Ola
HO / HUMAS LANUD DHOMBER
Rumah sakit Pangkalan TNI AU Dhomber Balikpapan mengelar pengasapan atau fogging untuk mengantisipasi, mencegah dan memberantas nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebar virus Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Beragam cara untuk mengajak masyarakat peduli lingkungan juga telah diupayakan. Karena pemberantasan DBD tidak mungkin mengandalkan kegiatan fogging saja.

Tapi harus ada peran semua pihak untuk menjaga lingkungan.

Satu di antaranya adalah dengan peran anak sekolah sebagai kader jumantik di sekolah.

Pelibatan anak sekolah ini dianggap efisien karena, anak-anak diajak belajar menjaga kebersihan lingkungan sejak dini.

Mereka akan mengajak orang tua dan orang di sekeliling mereka untuk sama-sama menjaga kebersihan serta melakukan gerakan 3M plus. Yakni, menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas.

Sedangkan plus –nya adalah menghindari gigitan nyamuk dengan cara menggunakan kelambu saat tidur, memakai obat nyamuk dan membubuhkan abate di tempat penampungan air.

Pelaksanaan rapat pembahasan Perbup pengendalian DBD di wilayah Kutai Timur

Untuk melakukan langkah-langkah pengendalian DBD, diperlukan sebuah payung hukum, berupa Peraturan Bupati.

Pelaksanaan rapat pembahasan Perbup pengendalian DBD di wilayah Kutai Timur
Pelaksanaan rapat pembahasan Perbup pengendalian DBD di wilayah Kutai Timur (TRIBUN KALTIM/ MARGARET SARITA)

Dinas Kesehatan Kutim mengajak OPD terkait, seperti Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas dan perwakilan desa untuk membahas rancangan Peraturan Bupati tentang pengendalian DBD yang digelar di aula Dinas Kesehatan Kutim, Kamis (23/5).

Kadis Kesehatan dr Bahrani Hasanal mengatakan angka penularan DBD di Kutim terus meningkat setiap tahun.

Bahkan, selalu ada korban jiwa akibat lambatnya deteksi penularan DBD. Program melibatkan anak sekolah dalam memerangi DBD cukup berhasil di kabupaten lain.

Kutim ingin meniru upaya tersebut, untuk menekan angka penularan DBD.

“Dengan melibatkan anak sekolah, Dinas Pendidikan memiliki peran pengawasan, terhadap kegiatan pemantauan jentik di sekolah,” ujar Bahrani.

 Selain itu, tambah Kabid P2PM, M Yusuf, ketersediaan anggaran juga menjadi persoalan.

 Adanya dukungan di lintas sektoral seperti aparat desa dan OPD terkait, bisa membantu pelaksanaan program tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved