Densus 88 Tangkap Terduga 5 Teroris, Terungkap Jaringan Al Qaeda dan Sering Ganti Mobil Mewah

Densus 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap lima terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Editor: Sumarsono
KOMPAS.com/Devina Halim
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap lima terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Para terduga teroris tersebut tergabung dalam kelompok ektremis Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan kelompok teroris global, Al Qaeda.

Tersangka PW alias Abang ditangkap bersama MY, istrinya saat berada di dalam hotel di Bekasi, Jawa Barat. Ia diketahui sering berganti mobil ralatif mewah, yakni Toyota Kijang Innova, Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero.

"PW sering gonta-ganti kendaraan. Keluar menggunakan mobil. Mobil yang digunakan ganti-ganti, pertama Fortuner, lalu Pajero kemudian Innova," Suaeb, seorang petugas kemanan di di Perumahan Pesona Telaga, Kelurahan Cikaret, Cibinong, Kabupaten Bogor, kompleks tempat tinggal PW, saat dijumpai TribunnewsBogor.com.

Berdasarkan penelusuran pada laman distributor mobil di Jakarta, mobil baru Innova dijual mulai harga Rp 309,8 juta hingga Rp 410 juta, kemudian mobil Toyota Fortuner mulai harga Rp 474 juta hingga Rp 666 juta, dan Mitsubishi berkisar Rp 464 juta hingga Rp 522 juta.

PW tinggal bersama seorang istri dan 2 orang anaknya yang selama hampir tiga tahun tinggal di Perumahan Pesona Telaga, Kabupaten Bogor.

"Dia tinggal bersama seorang istri dan 4 orang anak. Anaknya dua ada di sini dan yang dua lagi saya kurang mengetahuinya tinggal di mana," papar Suaeb.

Petugas mengamankan lima orang terduga teroris di Malangbong, Garut, Selasa (21/5/2019).
Petugas mengamankan lima orang terduga teroris di Malangbong, Garut, Selasa (21/5/2019). (tribunjabar/firman wijaksana)

Suaeb, membeberkan sosok yang ditangkap aparat kepolisian tersebut. PW dikenal sebagai pribadi yang tertutup. PW diketahui telah tinggal di perumahan tersebut selama tiga tahun belakangan.

"Orangnya agak tertutup. Di sini ngontrak sudah sekitar 3 tahunan. Jadi memang warga juga tidak pada tahu. Orangnya memang tertutup. Keluar ya keluar, setelah itu langsung masuk ke rumah," ujar Suaeb.

Sepengetahuan Suaeb, PW tidak pernah menerima tamu ataupun temannya yang datang ke rumah kontrakannya. "Dia tidak pernah menerima tamu dari luar," ucapnya.

Menurut polisi, penangkapan jaringan terduga teroris pertama dilakukan terhadap pasangan suami-istri; pria berinisial PW alias Abang dan MY, istrinya. Mereka ditangkap di satu hotel di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6). Di tempat yang sama, polisi pun menangkap seorang terduga lainnya, BS.

"Yang ditangkap ini (PW) adalah pimpinan JI (Jamaah Islamiyah), setelah dia melakukan metamorfosa dari tahun 2007 sampai dengan sekarang. Atau boleh dikatakan sebagai Amir dari JI," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Menurut polisi, MY disebut aktif dalam organisasi tersebut. Sementara BS merupakan penghubung antara PW dan para rekrutan kelompok JI.

Setelah tiga orang tersebut diringkus, Densus 88 kemudian menangkap tersangka A, juga di kawasan Bekasi, Minggu (30/6). Ia merupakan salah satu orang kepercayaan PW, yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Polisi memasang pembatas, agar warga tidak mendekat di lokasi pengrebekan terhadap beberapa terduga teroris di Sleman.
Polisi memasang pembatas, agar warga tidak mendekat di lokasi pengrebekan terhadap beberapa terduga teroris di Sleman. (tribunnews.com)

Rangkaian selanjutnya, Densus 88 meringkus BTK alias BT yang merupakan orang kepercayaan PW, sekaligus menggerakkan jaringan JI di Jawa Timur.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved